Ini Daerah Tertinggi Distribusi Barang Tol Laut di Indonesia
Kamis, 12 Maret 2020, 20:05 WIBBisnisNews.id -- Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub mencatat, terdapat beberapa daerah yang paling tinggi distribusi barang tol laut di Indonesia selama 2019. Berbagai kebutuhan pangan serta bahan bangunan khususnya semen cukup tinggi di kawasan timur Indonesia (KTI).
"Artinya, kebutuhan berbagai komoditas asal Jawa ke daerah tersebut tinggi. Dan keberadaan kapal tol laut memang dibutuhkan masyarakat," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Wisnu Handoko kepada pers di Jakarta, Kamis (12/3/2020).
Daerah tersebut seperti di Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar (Maluku Tenggara) distribusi barang bisa di atas 700 ton lebih pada 2019. Daerah lain yang juga tinggi distribusi barangnya tahun lalu adalah Tidore, Raha, dan Dobo (Maluku Utara).
Meski distribusi barang tinggi, Wisnu mengakui pelabuhan di daerah tersebut cukup kecil. "Bisa sandar paling dua kapal ukuran besar. Kalau sudah ada kapal perintis dan yang lainnya, itu sudah tidak bisa kapal tol laut bersandar,” ucapnya.
Menurutnya jika subsidi tol laut ditambah maka akan meningkatkan aktivitas di pelabuhan yang menjadi tempat bersandar kapal tol laut. Tahun 2019 alokasi subsidi tol laut Rp400 miliar. Sementara, alokasi subsidi untuk jembatan udara (subsidi angkutan barang matra udara sebesar Rp600 miliar," kata Wisnu lagi.
Akibat keterbatasan dermaga dan pelabuhan di berbagai daerah itu proses sandar dan bongkar muat kapal termasuk komoditas tol laut menjadi lambat.
“Kapal yang ingin bersandar tapi tidak seimbang dengan kapasitas pelabuhannya pasti akan jadi macet. Inilah yang menjadi tantangan Kemenhub,” kilah alumni PIP Semarang itu lagi.
Komoditas Utama ke KTI
Sementara, papar Wisnu berbagai komoditas yang paling banyak dikirim atau dibutuhkan masyarakat khususnya KTI antara lain, bahan kebutuhan pokok, beras, minyak goreng, mie instan, dan bahan kebutuhan penting lainnya cukup tinggi.
Selain itu, aneka bahan bangunan seperti semen, besi, beton dan lainnya juga tinggi. Hampir semua komoditas itu dikirim dari Jawa baik Surabaya, Jakarta atau lainnya. "Kalau orang daerah KTI mau makan gandum atau mie instan maka harus mendatangkan dari Jawa. Pasalnya di daerah belum ada," terang Wisnu.
Kalau sampai sekarang masih ada kekurangan dengan tol laut itu harus diakui. Mari kita bersinergi untuk meningkatkan pelayanan kepada warga di daerah 3T itu.
"Kemenhub, khususnya Ditjen Hubla tak bisa melakukan sendiri, karena ada peran kementerian/ lembaga negara yang lain," tegas Wisnu.(helmi)