Ini Progres Peningkatan Kapasitas Kilang Pertamina di Lapangan
Sabtu, 29 Februari 2020, 06:23 WIBBisnisNews.id -- Pemerintah melalui PT Pertamina serius mewujudkan Indonesia menjadi negara kuat dan mandiri secara energi. Produksi BBM khususnya kapasitas kilang secara bertahap ditingkatkan menjadi dua juta barel per hari. Produksi minyak mentah dalam negeri juga terus digenjot semaksimal mungkin.
Proyek RDMP Balikpapan, sejak Februari 2019 telah efektif memasuki tahap Engineering, Procurement & Construction (EPC) untuk unit ISBL (Inside Battery Limit) dan OSBL (Outside Battery Limit). "Saat ini pun telah dilakukan pengadaan peralatan utama dan long lead item. Bahkan beberapa peralatan tersebut sudah berada di lokasi," kata VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Jakarta.
Pekerjaan konstruksi pun, lanjut dia, terus berjalan dengan pembangunan tanki RFCC Feed tank, Stone Column & Piling work, serta temporary facility. Secara bersamaan, sedang berlangsung pula proyek EPC Lawe-Lawe dan 7 proyek Early Work yang tak kalah pentingnya sebagai proyek pendukung RDMP Balikpapan. "Kemajuan proyek lebih dari 13 persen ini telah menyerap sekitar 4.600 tenaga kerja," kata Fajriyah lagi.
Selain itu, jelas Fajriyah, Pertamina dan Mubadala, perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab telah menandatangani perjanjian kejasama dalam rangka memastikan percepatan pengembangan RDMP Balikpapan.
Adapun proyek RDMP Balongan, saat ini sudah menerapkan dual feed competition sehingga realisasi proyek bisa selesai satu tahun lebih cepat dari jadwal. "Studi kelayakan (feasibility study) RMDP Balongan tahap I sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan penetapan dan pengadaan lahan. Untuk tahap II, sedang dilakukan studi kelayakan," jelas Fajriyah.
Pada Januari 2020, papar dia, Pertamina dan ADNOC (Perusahaan Minyak Nasional Abu Dhabi) bersepakat menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pengembangan Kompleks Kilang Terintegrasi Petrokimia di Balongan, Jawa Barat.
Sementara Kilang Cilacap, setelah selesai Proyek PLBC, kini RDMP Cilacap sedang melakukan finalisasi skema bisnis seperti yang dilakukan di Kilang Balikpapan. "Kerjasama pembangunan kilang bekerjasama dengan Saudi Aramco dengan cara leasing. Aramco juga sudah sepakat untuk berpartner dalam membangun kilang baru di Cilacap," papar Fajriyah.
Saat ini, menurut dia, proyek RDMP Dumai, Riau dalam tahap penawaran kepada investor dan pada Januari 2020 direncanakan dilakukan tender revisit Bankable Feasibility Study (BFS).
Sementara itu, GRR Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober kemarin.
Saat ini, sebut Fajriyah, telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED). Selain itu, telah dilakukan konstruksi fasilitas pendukung dan persiapan lahan restorasi sekitar 20 ha di pesisir pantai.
“GRR Tuban, pembebasan lahan milik masyarakat telah mencapai 153 ha atau 98 persen lebih dari total lahan warga yang sudah setuju untuk pembangunan kilang dan saat ini telah memasuki proses pembayaran kompensasi,” tukas Fajriyah.
“Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini,” pungkas Fajriyah.(helmi)