Inilah Penyebab Vatalitas Laka Lantas di Jalan Raya Versi KNKT
Kamis, 10 Oktober 2019, 12:27 WIBBisnisNews.id -- Vatalitas kecelakaan di jalan raya secara garis besar ada dua penyebabnya, yaitu speed atau kecepatan dan kedua, beban atau muatan kendaraan. Sementara, kasus kecelakaan tertinggi di Indonesia adalah matra darat dibanding mata lain, seperti laut atau udara. Termasuk di dalamnya laka kantas di perlintasan KA sebidang.
"Jika kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi apalagi membuawa muatan berat, maka jika sampai terjadi kecelakaan dampaknya sangat vatal," kata investigator KNKT Zulfikar dalam paparan pada FGD dengan teman "Kebijakan Pemasanagn Passive Safety Pada Kendaraan Bermotor Besar" di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Menurutnya, dalam beberapa kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) khususnya di jalan tol adalah kasus tabrak depan-belakang. Kasus tersebut makin parah, karena tak ada proteksi depan dan samping. "Saat terjadi kecelakaan, kendaraan kecil bisa langsung masuk ke kolong truk atau bus yang ditabrak atau menabraknya," kata Zulfikar lagi.
Baca Juga
Selama ini, kasus kecalakaan di ruas jalan tol cukup tinggi seperti di Tol Cipali, Tol Cipularang dan ruas tol lainnya. "Kasus yang paling banyak, tabrak depan-belakang. Dan kendaraan kecil sampai masuk atau terperosok ke bawah kolong kendaraan sehingga menimbulkan korban cukup besar," sebut Zulfikar.
Sementara, menurut dia, kasus tabrak depan-belakang ini penyebabnya ada dua. Kecepatan, dan jarak pandang. "Sering terjadi, kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi, saat terjadi masalah tak bisa mengendalikan kendaraannya. Akhirnya terjadi tabrakan itu," jelas Zulfikar.
Atau jarak pandang yang terbatas. Pengemudi sering tidak jelas melihat ada kendaraan di depannya, seperti jalan lambat. Bisa juga kendaraan berhenti di bahu jalan dan tak terlihat oleh pengemudi yang lain. "Akhirnya sama, terjadilah kecelakaan seperti berulang kali terjadi di Tol Cipali tersebut," papar Zulfikar.
Hasil investigasi yang ditemukan tim KNKT, menurut Zulfikar, banyak kasus truk atau kendaraan besar lainnya tidak dipasang proteksi kolong dan atau potensi samping. "Saat terjadi kasus tabrak depan-belakang, dampaknya sangat vatal. Body mobil sampai masuk ke kolong truk, sering dampak vatalitasnya relatif tinggi," kilah Zulfikar.
Oleh karena itu, terang dia, KNKT mengusulkan agar kendaraan besar dilengkapi dengan proteksi atau bumper depan dan samping. Selain itu, juga dipasang alat pemantul cahaya, sehingga bisa dengan mudah dilihat oleh pengemudi di depan atau di belakangnya.
Dengan memasalah alat keselamatan tambahan tersebut, sebut Zulfikar, maka akan bisa mengurangi dampak vatalitas saat terjadi kecelakaan di jaan raya. "Keselamatan adalah tugas dan tanggung jawab bersama. Kita harus mengupayakan untuk menekan kasus kecelakaan di jalan, untuk menghindari jatuhnya korban jiwa," tukas Zulfikar.
Sebelumnya, Ketua KNKT Dr. Soerjanto Tjahjono mengajak semua pihak untuk mencari solusi yang terbaik untuk mengurangi vatalitas setiap kecelakaan yang terjadi. "Melihat masih tingginya kasus laka lantas saat ini, berarti tugas kita bersama belum optimal. Mari kita duduk bersama mencari formula terbaik untuk mengurangi dampak laka lantas tersebut," kata dia.
Menurut dia, bukan saatnya saling menyalahkan. Tapi, bagaimana mencari solusi yang terbaik untuk mencegah terjadinya laka lantas itu. "Paling tidak mengurangi vatalitas laka lantas yang terjadi," tegas Soerjanto.(helmi)