IPC Logistics Menuju Leading Company, Di Tengah Tingginya Biaya Logistik
Rabu, 26 Februari 2020, 13:33 WIBBisnisNews.id - IPC Logistics/ PT Multi Terminal Indonesia (MTI) sampaikan rencana kerja tahunan dan mematok target jangka pendek 2020 serta janngka panjang 2024.
Direktur Utama IPC Logistic Mulyadi mengungkapkan, pada 2024 mendatang anak usaha PT Pelindo II/IPC (Persero) ini menjadi pemimpin pasar di sektor logistik (leading company).
Sasaran pasar bukan saja di lingkup domestik untuk pelayanan antar pulau tapi juga merayap ke tingkat regional dengan membangun sindikasi jaringan sehingga mampu bersaing dengan perusahaan sejenis.
Baca Juga
Rencana strategis anak usaha PT. IPC (Persero) yang telah disampaikan secara detail pada rapat kerja tahunan di Jakarta, 24 Februari 2020 tersebut akan menjadi bagian terpenting dalam mendukung program pemerintah dalam menekan biaya logistik yang telah dilakukan melalui pengembangan konektivitas yang sasaran utamanya ialah mendongkrak daya beli masyarakat.
Catata redaksi, Biaya logistik nasional saat ini masih tertinggal jauh dari negara-negara di kawasan ASEAN. Dampak yang dirasakan ialah, beratnya mendorrong peningkatan daya saing
Biaya logistik nasional Indonesia sejak akhir 2019 hingga saat ini prosentasenya belum banyak perubahan atau masih bertengger pada kisaran 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Mahalnya biaya logistik tersebut, terutama terjadi pada kawasan Indonesia bagian Timur . Padahal pemerintah telah menggenjot program tol laut dan perluasan konektivitas pada moda transportasi laut dan udara yang menghabiskan biaya APBN cukup besar setiap tahunnya.
Pemerintah sendiri selain menggenjot tol laut dan perluasan konektvitas moda transportasi juga melakukan pengembangan pada pembangunan infrastruktur. Kendati hasilnya belum maksimal, dan sebagian besar masih bertumpu di kawasan Barat Indonesia, namun upaya itu, cukup membantu bagi pelaku usaha mengembangkan investasinya ke kawasan Timur.
Di ASEAN, selain Indonesia yang biaya logistiknya tergolong tinggi ialah Vetnam, dan Thailand. Tapi tetap masih lebih unggul ketimbang Indonesia, yang memiliki pasar cukup besar.
Biaya logistik Vietnam berada pada kisaran 20 persen dan Thailand 15 persen dari PDB. Sementara itu Malaysia
15 persen, Filipina 13 persen dan Singapura hanya delapan persen .
Negeri seluas DKI Jakarta di ASEAN ini, biaya logistiknya sudah melebihi Taiwan dan Korea Selatan sebesar sembilan persen. (Ari)