Jasa Marga dan ATI Bahas Wadah Pengenaan PBB di Jalan Tol
Kamis, 07 Desember 2023, 05:37 WIBBISNISNEWS.id -
Asosiasi Jalan Tol
Indonesia (ATI) menggandeng PT Jasa Marga (Persero) Tbk membahas wadah pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)-P2 jalan tol dalam Focus Group Discussion (FGD)
FGD yang dilaksanakan di Jakarta pada Selasa (05/12/2023) ini menghadirkan sejumlah pemangku kepentingan yang terkait dengan pengelolaan PBB dan industri jalan tol di Indonesia, untuk memberikan perspektif yang lebih komprehensif.
Hadir menjadi narasumber dan partisipan aktif dalam FGD Kepala Bidang
Pendapatan I Badan Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta Mulyo Sasongko,
Analis Keuangan Pusat dan Daerah Ahli Muda Wilayah II Kementerian Dalam Negeri
Rizki Widiasmoro, Kepala Tim Reguler Potensi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Direktorat Jenderal Pertimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan Fadliya,
Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) Kementerian Keuangan Khusnul Arifin, Ketua Tim Program Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) Digor Unggul Nalendra, Ketua Umum ATI yang sekaligus
merupakan Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur, Sekretaris Jenderal
merangkap Direktur Eksekutif ATI Kris Ade Sudiyono, Direktur Bisnis Jasa Marga
Reza Febriano dan Direktur Operasi Jasa Marga Fitri Wiyanti.
Ketua Umum ATI Subakti Syukur dalam opening speech mengatakan, sebagai salah
satu sektor strategis dan prioritas, industri jalan tol perlu disentuh dengan
penyempurnaan kebijakan fiskal yang proposional dan optimal untuk dapat
memberikan jaminan terhadap keberlangsungan bisnis jalan tol.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa industri jalan tol saat ini berkembang dengan
dinamika yang sangat cepat. Target pembangunan dan pengembangan jaringan jalan
telah memunculkan tantangan besar dari aspek pembiayaan yang mempengaruhi
sustainability bisnis jalan tol,” ujar Subakti.
Subakti menambahkan, sebagaimana yang telah diterapkan di industri pionir lainnya,
pemberian insentif tertentu seperti “tax holiday” maupun “tax allowance” dapat menjadi
daya tarik investasi.
Selain itu, ia juga berharap ke depannya penghitungan objek PBB yang menjadi dasar Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) oleh Pemerintah Daerah dapat seragam dengan memperhitungkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang tidak lag mendapatkan pendapatan non-tol terkait pengelolaan utilitas dan iklan di Ruas Milik Jalan Tol (Rumija).
Hal ini berdasarkan Pasal 6B dalam Amandemen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) terkait Pemanfaatan Ruang Milik Jalan Tol bahwa pendapatan atas pemanfaatan Rumija disetorkan ke kas negara sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Senada dengan Subakti, Direktur Bisnis Jasa Marga Reza Febriano yang
berkesempatan untuk memaparkan business case di lingkungan Jasa Marga Group
menjelaskan, PBB-P2 merupakan pajak yang dipungut oleh masing-masing
Pemerintah Kabupaten/Kota melalui penetapan Kepala Daerah berdasarkan
Peraturan Daerah masing-masing dan dituangkan dalam Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT) yang di dalamnya menetapkan pengenaan tarif dan NJOP, dimana
jalan tol merupakan salah satu Objek Pajak Khusus PBB-P2.
“Sebagai contoh, realisasi PBB-P2 khususnya di jalan tol Jasa Marga Group baik
induk maupun Anak Perusahaan yang, berdasarkan data yang dihimpun hingga tahun
2023, mengalami tren fluktuasi kenaikan dalam lima tahun terakhir.
Hal ini sebagai
dampak dari penyesuaian tarif dan juga NJOP dari setiap Kabupaten/Kota yang
berbeda-beda sesuai dengan Peraturan Pemerintah Daerah masing-masing,”
tambahnya.
Reza berharap, FGD ini menjadi wadah untuk memberikan masukan yang
membangun, baik untuk para pemangku kepentingan yaitu Kementerian Keuangan,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR serta seluruh pelaku usaha yaitu
BUJT di Indonesia yang tergabung dalam ATI. Ia menambahkan, industri jalan tol juga
perlu mendapat dukungan dari Pemerintah dalam bentuk kebijakan fiskal, agar dapat
terus berkembang dan menarik investor.
Dengan diselenggarakannya FGD Pengenaan PBB pada Jalan Tol ini diharapkan
seluruh peserta yang berasal dari perwakilan BUJT anggota ATI mendapatkan
pandangan dan masukan untuk meningkatkan iklim investasi yang kondusif dan
keberlangsungan bisnis jalan tol. ATI bersama Jasa Marga dan BUJT lainnya di
Indonesia juga akan terus mendukung setiap langkah penyempurnaan terhadap
kebijakan fiskal di industri jalan tol, seiring dengan kontinuitas pembangunan Nasional
dan daerah secara berkelanjutan.
(Syam)