Jawa dan Sumatera Menjadi Motor Penggerak Ekonomi Nasional
Rabu, 06 November 2019, 14:52 WIBBisnisNews.id -- Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan III-2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB Indonesia, yakni sebesar 59,15 persen, diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,14 persen, dan Pulau Kalimantan sebesar 7,95 persen.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2019 tumbuh positif yaitu 5,02%. Meski diiakui, pertumbuhan itu melambat dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebelumnya.
"Sementara itu, Pulau Sulawesi dengan kontribusi sebesar 6,43 persen memiliki laju pertumbuhan tertinggi," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta.
Harus diakui, Indonesia bagian barat khususnya pulau Jawa dan Sumatera masih menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Pusat industri, perdagangan dan distribusi logistik nasional masih banyak dikendalikan daei Jawa seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Suhariyanto menambahkan ekonomi Indonesia sampai dengan triwulan III-2019 (c-to-c) tumbuh 5,04 persen. "Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 10,49 persen," jelas Suhariyanto lagi.
Sementara dari sisi pengeluaran, terang dia, pertumbuhan tertinggi pada Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 13,15 persen.
Selanjutnya, sebut Kepala BPS, dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 10,72 persen.
"Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 7,44 persen," tegas Suhariyanto.
Masih Dipasok Dari Jawa
Dominasi pembangunan yang Jawa sentris itulah yang perlahan hendak dirubah Pemerintahan Jokowi menjadi Indonesia Sentris. Pembangunan ke depan, harus menyebar termasuk memajukan daerah tedepan dan perbatasan NKRI dengan negara tetangga.
Harus diakui, berbagai komoditas utama industri untuk Indonesia timur masih dipasok dari Jawa. Mereka itu antara lain, semen, sembako dan aneka kebutuhan pokok dan penting masyarakat lainya.
Pemerintah telah menggalakkan program tol laut dengan melibatkan kementerian/ lembaga terkait untuk menekan disparitas harga barang dan jasa di kawasan Indonesia timur serta daerah 3TP (terpencil, terdepan, terbelakang dan perbatasan) NKRI.
Sebaliknya, kapal-kapal tol laut dari daerah disiapkan untuk mengangkut berbagai komoditas dari daerah seperti hasil perkebunan, perikanan, hasil tambang dan lainnya untuk dibawa ke Jawa dan selanjutnya dijual ke pasar ekspor.
Di sisi lain, fakta membuktikan bahan baku industri terutama hasil perkebunan, pertanian, perikanan sampai hasil pertambangan sebagian besar dihasilkan di Indonesia timur. Tapi pusat idustri dan pengolahannya masih banyak dibangun di Jawa dan Sumatera.
Direktur Lalu Lintas dan Angutan Laut Ditjen Hubla Capt. Wisnu Handoko berhrap, para pihak terkait terutama Pemda, dan pelaku usaha lokal memanafaatkan kapal-kapal tol laut untuk angkutan balik guna memasarkan produk asal daerahnya.
"Kapal tol laut disubsidi Pemerintah melalui APBN dan sudah seharusnya dimanfaatkan untuk sebesarnya demi kemakmuran rakyat. Selain untuk menekan disparistas harga barang, juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah," tandas Capt. Wisnu.(helmi)