KA Lintas Makassar - Barru - Parepare Sulsel Rampung 2018
Selasa, 05 Desember 2017, 09:59 WIBJoko Setidjowarno
*) Penulis adalah peneliti dan penggiat angkutan umum massal
Bisnisnews.id - Tahun 2018, msyarakat Sulawesi Selatan akan menikmati fasilitas angkutan umum massal kereta api. Transportasi berbasis rel itu membentang dari Makassar-Barru-Parepare (Sulawesi Selatan) sepanjang 142 111,65 km.
Data terakhir menyebutkan, di Kabupaten Barru konstruksi pemasangan rel telah mencapai 16,1 km (Km 76+200 hingga Km 92+300). Ini adalah angkutan umum berbasis rel pertama di Sulawesi Selatan setelah kemerdekaan 1945, yang pelaksanaannya telah dimulai sejak masa pemerintahan Presiden SBY.
Angkutan berbasis rel sempat ada pada masa Pemerintah Hindia Belanda ruas Makassar-Takakar, tapi tidak lama, kemudian ditutup oleh Pemerintah Jepang
Bentangan rel itu membelah sebagian wilayah Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Barru dan Kota Parepare.
Kabupaten Barru yang berhadapan dengan kawasan pesisir Pangkep menjadi titik awal dimulainya pembangunan. Alasan pertama, pembebasan lahan lebih mudah dan cepat ketimbang daerah lainnya. Warga setempat (Barry) sangat mendukung keberadaan infrastruktur ini.
Tahun 2018 ditargetkan 47,65 km selesai dibangun. Ada tambahan 27,45 km, yakni Km 92+300 hingga Km 119+150 dengan anggaran tahun jamak 2017-2018.
Target pengoperasian sepanjang 47,65 km bulan Oktober 2018. Sedangkan pada bulan Mei 2019 ditargetkan beroperasi 111,65 km, dengan tambahan pembangunan sepanjang 64 km (Km 76+200 hingga Km 12+150) menuju Mandai, simpang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
Sementara dari Km 119+150 menuju Km 142+000 di Kota Parepare (atau sekitar 21 km) dan dari Kabupaten Maros menuju Kota Makassar sejauh 12 km (Km 0+000 hingga Km 12+150) dan siding track menuju Bandara Hasanuddin direncanakan pembiayaannya melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Nantinya setelah beroperasi, ada 17 stasiun yang melayani operasi kereta penumpang dan barang. Yaitu Stasiun New Port, Stasiun Parangloe, Stasiun Mandai, Stasiun Maros, Stasiun Rammang-Rammang, Stasiun Lebakang, Stasiun Bungoro, Stasiun Mandale, Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Barru, Stasiun Garongkong, Stasiun Takkalasi, Stasiun Mangkoso, Stasiun Palanro, Stasiun Lumpue dan Stasiun Soreang.
Ada tiga stasiun yang dapat terhubung dengan terminal penumpang, yaitu Stasiun Tanete Rilau dengan Terminal Latenri Sessu Pekkae, Stasiun Barru dengan Terminal Matero Walie (Kabupaten Barru) dan Stasiun Lumpue dengan Terminal Lumpue (Kota Parepare).
Jarak antara stasiun kereta dengan terminal penumpang cukup dekat, kurang dari 400 meter. Bahkan ada yang kurang dari 100 meter, yakni di Kota Parepare.
Jalur rel ini juga melayani akses rel ke Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru (5 km), Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (3,1 km), Pabrik Semen Tonasa (7 km), Pabrik Semen Bosowa (3,5 km) dan Pabrik Semen Conch (1,5 km).
Biaya pembangunan badan jalan KA Makassar-Parepare cukup tinggi, karena banyak jembatan, perlintasan tidak sebidang, tingginya timbunan dan diperlukan perbaikan tanah. Ada beberapa petak yang ketinggian tubuh baan hingga mencapai 9 meter. Hal ini dilakukan untuk menghindari banjir pada saat musim hujan.
Sesuai amanat UU, jalur kereta Makassar-Barru-Parepare tidak ada perlintasan sebidang dengan jalan raya. Karena posisinya mengikuti jalan raya, menyusuri pantai. Angkutan transportasi kereta api ini juga sangat membantu kelancaran logistik dan hasil peternakan ikan masyarakat pesisir di Pankep.
Perlu diketahui, jika musim hujan dan terjadi banjir, jalan Trans Sulawesi antara Makassar hingga Parepare kerap tergenang air. Dengan adanya jalur kereta yg dibangun lebih tinggi dari jalan raya dapat mengantisipasi saat banjir, lalu lintas penumpang dan logistik tidak terganggu. Aktivitas ekonomi tetap berlangsung.(*)