Kembangkan Konektivitas Daerah, PTDI Siap Luncurkan N219
Selasa, 21 Februari 2017, 21:43 WIBBisnisnews.id - Regio Aviasi Industri (RAI), Indonesia tengah mencari dana tambahan untuk peluncuran pesawat 80- 90 kursi turboprop baru. Sementara investor RAI, PTDI akan meluncurkan turboprop N219 untuk mendorong pengembangan daerah terpencil di Indonesia.
RAI telah menerima modal awal dan komitmen investor dari PTDI Bandung untuk bertindak sebagai subkontraktor pengembangan skala penuh dan produksi.
Sementara itu, PTDI masih meneruskan desain awal pesawat 50 kursi N245. PTDI juga mempersiapkan penerbangan turboprop multi tujuan, 19 kursi N219 yang bersayap tinggi.
Proyek R80 adalah gagasan dari mantan kepala PTDI dan Presiden Indonesia B.J. Habibie, yang masih sangat percaya pada potensi regional Asia tenggara untuk pesawat turboprop canggih.
Di bawah kepemimpinannya, PTDI, sekarang IPTN, meluncurkan pembangunan pesawat turboprop lebih kecil N250 di tahun 1980, dan dua prototipe pada 1995-1996. Proyek N250 ditangguhkan pada tahun 1998 karena krisis keuangan Asia dan politik sosial di Indonesia. Habibie dan anaknya merupakan investor utama RAI yang mengungkapkan proyek itu pada tahun 2014.
Sementara itu, pejabat PTDI mengatakan kepada AIN bahwa turboprop N219 yang jauh lebih kecil akan melakukan penerbangan pertama pada bulan April tahun ini. Pengembangan skala penuh pesawat berdesain sayap tinggi ini dilakukan pada tahun 2013 dan prototipe digulirkan pada bulan November 2015. Tapi kemudian dibongkar lagi. Prototipe kedua juga sedang dalam pengerjaan.
PTDI percaya akan potensi N219 untuk mendorong pengembangan daerah terpencil di Indonesia. Pejabat perusahaan mengatakan bahwa mereka telah menerima 200 surat minat dari operator Indonesia, lembaga pemerintah dan pemerintah daerah. Untuk kemudahan operasi dan pemeliharaan, semua logam N219 akan disertifikasi menurut standar FAR part 23. (marloft)