KNKT, Hubdat Dan LMS Operator Tol Cipali Gelar Pertemuan Antisipasi Laka Lantas di Jalan Tol
Selasa, 10 Desember 2019, 21:58 WIBBisnisNews.id -- Menjelang angkutan mudik Nataral dan Tarun Baru (ataru) 2019/2020, hari ini Selasa (10/12/2019) bertempat di Kantor PT. LMS dilakukan pertemuan yang dihadiri jajaran manajemen PT. Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola tol Cipali, dengan Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat), KNKT dan PT 3M.
"Dalam pertemuan ini, kita membahas rekomendasi KNKT terkait keselamatan di tol Cipali (menjelang mudik Nataru) 2020," kata investigator senior KNKT Achmad Wildan kepada BisnisNews.id di Jakarta, Selasa.
Dalam pertemuan tersebut, lanjut dia, KNKT bersama pemangku kepentingan menyusun pedoman untuk menindaklanjuti temuan adanya potensi ketidakselamatan pada operasional jalan tol di Indonesia khususnya di Tol Cipalai.
"Kemudian membuat program keselamatan yang lebih holistik yang menyangkut kegiatan perekayasaan, kegiatan sosialisasi kepada pengguna jalan tol serta kegiatan penindakan hukum pada ruas jalan tol sehingga penyelenggaraan jalan tol di Indonesia dapat memenuhi standar keselamatan yang dapat diterima semua pihak," jelas Wildan.
Dalam pertemuan tadi, papar dia, sudah disepakati bentuk desainnya, dan akan segera diuji cobakan 2 desain yaitu Dragon Teeth dan Chevron Reducing Marking untuk mengurangi speeding, ukurannya, jarak penempatan dan lokasi uji cobanya.
Selanjutnya, Ditjen Darat akan mengundang rapat untuk memaparkan hasil hari ini dengan instansi terkait seperti BPJT dan IRSP, dan akan diterbitkan SK Dirjen terkait uji coba inovasi perlengkapan jalan di jalan tol.
Rekayasa Lalu Lintas
Untuk mengurangi beragam potensi kecelakaan di jalan tol Cipali, menurut Wildan, perlu dilakukan rekayasa lalu lintas. Tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan kecepatan pengguna jalan tol (speed management concept) serta untuk menghilangkan kejenuhan pengguna jalan.
Caranya, menurut Wildan, dengan membuat variasi samping yang tidak memberikan gangguan lalu lintas namun bisa memberikan dampak penyegaran visibiltas.
Tahap selajutnya, manajemen kecepatan yang akan diterapkan pada ruas jalan tol pada dasarnya adalah untuk mengendalikan atau mencegah pengemudi memacu kendaraannya mencapai batasan design speed atau free flow speed sekalipun hal tersebut memungkinkan.
Caranya, menurut Wildan, melalui pemasangan rambu batas kecepatan serta inovasi marka yang akan dilakukan uji coba terlebih dahulu desainnya.
Sementara, variasi samping pada ruas jalan tol diarahkan pada pemasangan banner/ papan iklan berisi gambar pemandangan daerah tujuan wisata, kuliner khas nusantara, binatang yang perlu dilindungi, tanaman langka dan sebagainya.
Rekayasa Kendaraan Bermotor
Kegiatan rekayasa pada kendaraan bermotor, kilah Wildan, dirasa penting pada dasarnya ditujukan untuk mencegah terjadinya tabrak depan belakang dan mengurangi tingkat fatalitas korban jika terjadi kecelakaan tabrak depan belakang.
"Konsep pencegahan tabrak depan belakang dengan pemasangan stiker reflector pada bagian belakang kendaraan barang dan bus untuk memberikan tanda yang mencolok bagi pengemudi kendaraan pribadi di belakangnya," terang Wildan.
Sementara, untuk menurunkan fatalitas korban, KNKT mengusulkan dengan pemasangan perisai kolong bagian belakang atau yang disebut dengan Rear Impact Protection (RIP) pada kendaraan barang.
"Jika sampai terjadi kecelakaan, diharapkan bisa mengurangi fatalitas korban bila perlu menghindari terjadinya kecelakaan tersebut," tegas Wildan.(helmi)