KNKT Minta Angkutan B3 di Merak dan Bakauheni Ditangani Khusus dan Profesional
Kamis, 19 Desember 2019, 05:20 WIBBisnisNews.id -- Distribusi dan angkutan barang berbahaya dan beracun (B3) di Indonesia khususnya di lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni, harus segera ditata dan diperbaiki. Jangan sampai menunggu jatuh korban baru pada ribut.
"Perlu pemisahan dan penanganan khusus B3 dan dipisahkan dari penumpang umum," kata Ketua KNK Dr. Soerjanto Tjahjono menjawab BisnisNews.id disela-sela kunjungan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Rabu (18/12/2019) sore.
Menurutnya, hasil investigasi KNKT dan data di lapangan banyak B3 diangkut dengan truk biasa dan dibawa dengan kapal roro di lintasan Merak-Bakauheni. Parahnya lagi, B3 itu diangkut bersamaan dengan kendaraan dan penumpang lainnya di lintasan paling padat di Indonesia tersebut.
"Banyak B3 khususnya bahan kimi untuk industri di Lampung, bahkan Sumsel dan Jambi diangkut dengan kapal roro di Merak-Bakauheni. Jika angkutan barang kimia untuk keperluan industri tidak dipisahkan dari penumpang umum bisa berbahaya," jelas Soerjanto.
Bahan kimia seperti asam sulfat, chlorine, bahkan air raja, bahan untuk industri pemurnian emas di daerah Jambi dan Bengkulu sering dipasok dari Jawa melalui Merak-Bakauheni. "Sementara, mereka tidak ditangani secara khusus. Jika sampai bocor, dampaknya sangat berbahaya.
"Air raja itu jika mengenai lambung atau deck kapal dlam waktu sekitar 1 jam akan mengakibatkan kerusakan bahkan kebocoran. Kalau lambung kapal yang terkena akan bocor maka bahaya sudah di depan mata. Jika hal itu sampai terjadi, maka akan mengancam keselamatan jiwa penumpang kapal dan barangbawaannya," kilah Soerjanto.
Oleh karena itu, menurut dia, KNKT merekomendasian agar angutan dan distribusi B3 ditangani secara khusus, dengan alat yang berbeda. Selain itu juga dilakukan SDM terlatih. "Jangan birkan samoai jatuh korban baru bertindak. Sementara, frekuensi pengiriman B3 melalui Merak-Bakauheni relatif tinggi dan bisa mengancam keselamatan kapal dan penumpangnya," papar Soerjanto.
Perlu Cari Solusi
Dia menambahkan, Pemerintah bersama pihak terkait seperti BUMN perlu mencarikan solusi untuk menangani angkutan B3 di lintasan Merak-Bakauheni. Bukan hanya saat mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) atau Lebaraan saja. "Pada hari-hari biasa, angkutan B3 harus ditangani khusus oleh SDM profesional," sebut Soerjanto.
Jika swasta belum mampu, menurut Soerjanto, maka negara perlu hadir dan menangani angkutan B3 dengan baik. "Intinya, kegiatan ekonomi harus berjalan, tapi layanan angkutan umum masyarakat juga terlindungi. "Pisahkan angkutan B3 dari penumpang atau kendaraan umum di kapal roro termasuk di Merak-Bakauheni," tegas Soerjanto.
Pada kesempatan itu, GM ASDP Bakauehni Hasan Lessy mengusulkan sebaiknya diangkut dengan kapal-kapal dari Pelabuhan Bojonegara, Banten. "Disana tidak ada penumpang, sehingga lebih aman dan resiko juga kecil jika dibandingkan menyeberangan melalui Merak-Bakauheni," kanya mengusulkan.
Namun begitu, menurut Hasan Pelabuhan Bojonegara Banten dikelol oleh Ditjen Perhubungan Laut, bukan ASDP. "Tapi prinsipnya untuk keselamatan dan kebaikan bersama, masalah angkutan B3 ini memang harus segera dibahas guna mencari solusinya yang terbaik," tegas Hasan.(helmi)