Kolak Sekancil, Kawasan Edu-Wisata Mangrove di Segara Anakan Cilacap
Minggu, 27 Oktober 2019, 06:36 WIBBisnisNews.id -- Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, Jawa Tengah konsisten menjaga kelestarian hutan mangrove di wilayah konservasi Laguna Segara Anakan, Dusun Lempong Pucung, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Pertamina RU IV bersama pihak terkait menanam lebih dari 1,2 juta pohon mangrove dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Kawasan Segara Anakan, kini menjelma menjadi kawasan wisata mangrove terlengkap di Indonesia dengan 46 jenis mangrove tersertifikasi dan lebih dari 50 jenis magrove telah teridentifikasi dengan aneka ragam flora dan fauna lainnya yang terdapat di kawasan ini.
Unit Manager Comm, Rel & CSR RU IV Cilacap, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan sejak tahun 2016 Pertamina bersama Kelompok Krida Wana Lestari mulai mengembangkan Arboretum Mangrove Kolak Sekancil (Konservasi Laguna Segara Anakan Cilacap) yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kelestarian hutan mangrove di wilayah Segara Anakan.
“Pelestarian ekosistem mangrove Kolak Sekancil dilakukan dengan memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga keberadaan hutan mangrove ini tidak hanya untuk menjaga lingkungan tetapi juga memberikan pemberdayaan secara ekonomi kepada masyarakat,” ujar Laode.
Keanekaragaman Flora Fauna
Selain menjumpai berbagai jenis keranekaragaman jenis mangrove di kawasan wisata mangrove Kolak Sekancil, Laode mengatakan kawasan ini memiliki 64 jenis burung, 8 jenis mamalia dan 3 jenis reptil. Dimana terdapat juga 2 spesies flora dan 12 fauna dengan status konservasi tinggi.
“Keanekaragam jenis flora dan fauna di Arboretum mangrove Kolak Sekancil juga sering dimanfaatkan menjadi tempat penelitian dan pendidikan bagi generasi muda, terutama pelajar, untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kelestarian lingkungan,” imbuh Laode.
Secara konsisten, Pertamina bersama masyarakat terus mengembangkan pembibitan berbagai jenis mangrove langka, sehingga diharapkan akan lebih banyak jenis mangrove yang berhasil diselamatkan. Saat ini sudah mulai dilakukan pembibitan 4 jenis mangrove langka serta sudah ada 8 jenis mangrove tersertifikasi.
“Dengan hadirnya kawasan edu-wisata mangrove ini, kawasan ini mampu menyerap CO2 (karbon dioksida) sebesar 41.371.680 pon/tahun dan memproduksi O2 sebesar 224.096.600 pon/tahun," sebut Laode.
"Dan, limbah buah mangrove sekitar 95 ton per tahun dimanfaatkan para perajin batik di wilayah ini untuk pewarna alami. Jadi selain melestarikan alam, sekaligus juga meningatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Laode.(helmi)