Kontroversi Yerusalem, 4 Warga Palestina Terbunuh
Sabtu, 16 Desember 2017, 16:38 WIBBisnisnews.id - Empat orang Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka pada hari Jumat 15 Desember dalam bentrokan dengan pasukan Israel, saat puluhan ribu orang berdemonstrasi menentang pengakuan Washington terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Pengumuman Presiden Donald Trump pada 6 Desember bahwa dia akan mematahkan kebijakan AS selama beberapa dasawarsa dan memindahkan kedutaan ke Yerusalem telah menimbulkan kecaman global, juga demonstrasi di negara-negara Arab dan Muslim.
Pada hari Jumat 15 Desember tiga orang tewas dalam bentrokan antara tentara Israel dan orang Palestina yang melempari batu.
Dua orang tewas di sepanjang perbatasan Israel dan Jalur Gaza, kata kementerian kesehatan Palestina, setelah kelompok Islam Hamas yang memerintah daerah tersebut telah menyerukan "hari kemarahan".
Seorang warga Palestina ketiga terbunuh dalam bentrokan di utara Yerusalem setelah ditembak mati di dada oleh tentara Israel, kata kementerian tersebut.
Yang keempat menikam seorang petugas polisi perbatasan Israel di dekat sebuah pos pemeriksaan di pinggiran kota Ramallah, Tepi Barat yang diduduki, sebelum akhirnya ditembak, kata polisi.
Penyerang, yang kemudian meninggal karena luka-lukanya, mengenakan rompi bom bunuh diri, meski tidak jelas apakah operasi itu dilakukan.
Kekerasan tersebut terjadi beberapa hari sebelum Wakil Presiden AS Mike Pence dijadwalkan mengunjungi Israel. Dia tidak akan lagi melihat pejabat Palestina setelah mereka membatalkan pertemuan untuk memprotes tindakan tersebut.
"Kami memahami bahwa orang-orang Palestina mungkin memerlukan sedikit masa tenang, tidak apa-apa," kata seorang pejabat senior Gedung Putih pada hari Jumat. "Kami akan siap saat orang-orang Palestina siap untuk kembali terlibat."
Pence diperkirakan akan mencoba mendorong proses perdamaian Israel-Palestina setelah dia mendarat di Yerusalem pada hari Rabu 20 Desember, kata pejabat pemerintah AS. (marloft)