Kredibilitas Rusak, Firma Hukum 'Panama Papers' Berhenti Operasi
Kamis, 15 Maret 2018, 10:27 WIBBisnisnews.id - Firma hukum yang terkenal dengan "Panama Papers" dan telah menjatuhkan dua pemimpin dunia terkait skandal penghindaran pajak, pada hari Rabu 14 Maret mengumumkan akan menutup operasinya, dengan alasan pemberitaan pers yang negatif dan tindakan mereka dianggap tidak beralasan oleh pihak berwenang.
"Kemunduran reputasi, berita media, konsekuensi keuangan dan tindakan tidak teratur oleh beberapa otoritas Panama telah menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, yang mengakibatkan total penghentian operasi publik pada akhir bulan ini," kata Mossack Fonseca dalam sebuah pernyataan.
Agustus lalu, pendirinya Jurgen Mossack mengakui bahwa perusahaan tersebut telah menutup sebagian besar kantornya di luar negeri setelah kredibilitasnya yang rusak.
Skandal "Panama Papers" dimulai 3 April 2016 dengan 11,5 juta berkas bocor dari arsip digital Mossack Fonseca yang mengungkapkan bagaimana tokoh kaya dan berpengaruh di seluruh dunia telah menciptakan bisnis lepas pantai untuk melindungi aset.
Informasi tersebut diperoleh oleh surat kabar Jerman, Sueddeutsche Zeitung, yang membagikannya dengan Konsorsium Internasional Consortium untuk Jurnalis Investigasi.
Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson dipaksa untuk mengundurkan diri setelah terungkap keluarganya memiliki rekening di luar negeri, sementara mantan perdana menteri Pakistan Nawaz Sharif didiskualifikasi seumur hidup dari jabatannya setelah terlibat dalam dokumen tersebut.
Tokoh lainnya yang terlibat termasuk mantan perdana menteri Inggris David Cameron, bintang sepak bola Lionel Messi, Presiden Argentina Mauricio Macri, pembuat film Spanyol Pedro Almodovar, dan masih banyak lagi.
Sedikitnya 150 penyelidikan dibuka di 79 negara untuk memeriksa kemungkinan penghindaran pajak dan pencucian uang, menurut Pusat Integritas Publik yang berbasis di AS. (marloft)