Kru Kapal Kaget, Tiba-Tiba Dikumpulkan Dan Disuruh Kencing Oleh Tim Medis
Kamis, 30 Juni 2016, 15:22 WIBBisnisnews.Id -- Kamis pagi, 30 Juni 2016 sekitar pukul. 07:00 wib Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok, Sahatua P. Simatupang menjambangi KM Mutiara Timur 1 yang baru saja bersandar diterminal penumpang Tg Priok.
Tanpa diduga sebelumnya, saat kapal turunkan tangga penumpang Rombongan, Syahbandar dan tim medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) langsung naik kapal dan petugas lainnya menyebar di dalam kapal bersama sejumlah petugas medis berpakaian dinas warna crame.
Seluruh kru kapal, diperintahkan berkumpul dan satu per satu diminta mengisi data diri untuk dilakukan pemeriksaan urine. Walau agak mengejutkan para kru karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya, namun instruksi itu tetap dituruti, terlebih setelah mereka tahu yang memerintahkan itu adalah Kepala Syahbandar.
Rasa kaget itu nampak makin menjadi-jadi ketika, tim medis (KKP Tanjung Priok menyodorkan form riwayat obat yang sedang dikonsumsi para kru, selanjutnya dimintai KTP (identitas) dan diberikan tube atau drug abuse test untuk menampung urin.
Satu persatu para kru kapal menyerahkan tube berisi air kencingnya (urine) kepada tim medis yang langsung menganalisa, apakah kru ini mengkonsumsi narkoba atau tidak. Suasana di dalam kapal di pagi buta itu memang agak sedkit tegang, masing-masing kru yang telah menyerahkan tube berisi air kencingnya sepertinya saling bertanya-tanya satu sama lain, khawatir kalau dirinya terindikasi narkoba.
Sahattua P.Simatupang bersama pasukannya mengawasi langsung jalannya pemeriksaan oleh petugas medis. Dalam kegiatan memerangi narkoba itu, sudah bisa dipastikan, tidak ada satupun kru kapal yang mampu menghindar dari pemeriksaan.
"Kami tidak akan memberikan toleransi sedikitpun kepada kru kapal yang berpotensi mengganggu keselamatan pelayaran. Narkoba adalah musuh bersama, yang sangat membahayakan bila dikonsumsi, terlebih para kru kapal,"tegas Sahattua.
Perintah perangi narkoba sebagai musuh bersama negeri ini, berusumber dari Istana Negara, dimaba Presiden Joko Widodo saat itu mengaku sangat prihatin terhadap banyaknya korban penyalahgunaan narkoba. Korbannya bukan hanya orang dewasa, remaja tapi juga anak-anak di bawah umur
Artinya, kalau sedikit saja lalai, maka satu generasi di negeri ini lenyap terlibas syetan narkoba. Para mafia yang ikut bermain bukan hanya kelompok lokal tapi juga Internasional, dimana Indonesia seperti pasar yang menjanjikan bagi para mafia narkoba.
Pemerintah sendiri, sejak masa pemerintahan SBY sampai Joko Widodo, telah menghukum mati para bandar nakoba dan pengedarnya. Namun, para mafia yang telah memiliki kaki tangan di hampir seluruh lini itu, seperti tak mau menyerah. Ini bukan sekedar bisnis haram tapi seperti ada misi politis menebas habis generasi muda Indonesia.
"Sikap tegas terhadap penyalahgunaan narkoba juga kami lakukan kepada seluruh pegawai negeri sipil/PNS,"tegas Sahattua.
Sikap tegas serupa juga diungkapkan Kepala Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Bay M. Hasani, menurutnya, pemeriksaan urin untuk mencegah meluasnya peredaran narkoba harus rutin dilaksanakan. Ini adalah konsekuensi logis yabg harus dilaksanakan semua pihak, guna terus memerangi narkoba.
Pemeriksaan terhadap kru kapal dan pekerja pelabuhan sangat penting dilakukan, karena posisinya sangat rawan dan rentan dimasuki pengedar narkoba. Selain mencegah meluasnya peredaran narkoba, kegiatan tes urin ini juga untuk menyelamatkan para penumpang.
"Saya tidak membayabgkan kalau sopir dan kru kapal nengkonsumsi narkoba, berapa banyak lagi korbannya bila terjadi kecelakaan,"teasnya, yang tetap mendukung dilakukannya tes urin.
Kegiatan tes urin itu, sebelumnya juga dilakukan Dewan Pimpinan Daerah Assosiasi Pengusaha Truk Indonesia DKI Jakarta (DPD Aptrindo DKI Jakarta), wajibkan seluruh sopir angkutan kontener megikuti tes urin oleh Badan Narkotia Nasional (BNN) Kota Jakarta Utara.
Dalam pemeriksaan itu, tercatat lebih dari 100 sopir truk trailer diperiksa secara medadak oleh petugas BNN. Ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan obat terlarang narkoba.
Beberapa sopir truk trailer yang masuk ke lapangan 219 Tanjung Priok sempat kaget ketika ada petugas BNN dan pegurus Aptrindo DKI Jakarta, dan menggiring mereka untuk ikut tes urin. Mustajab menngaku bersyukur, karena dari hasil tes urin yang dilakukan sejak pagi, hasilnya negatif.
Ketua BNN Kota Jakarta Utara, AKBP Yuanita AS menjelaskan, program tes urin terhadap para sopir truk ini sangat diperlukan, mentuk mencegah terus meluasnya peredaran narkoba. Akan sangat berbahaya bagi sopir yang mengkonsumsi narkovan karena itu BNN waji memastikan seluruh sopir angkutan barang dan penumpang bebas narkoba.
Sopir truk trailer yabg positif narkoba, nantinya akan diasesmen, untuk menghilangkan sofat ketergantungannya terhadap narkoba. "Kami memeriksa sopirnya, bukan perusahaan, tapi pastinya nanti kami samnpaikan ke perusahaan bersangkutan,"jeelas Yuanita.
BNN Kota Jakarta Utara setiap tahun hanya diberi jatah 400 unit secrening tes urin. Karena itu jika ada perusahaan atau lembaga ingin melakukan tes urin bagi karyawannya dihimbau menyediakan alat screning tes sendiri.