Kunjungan Arab Saudi Selesaikan Hambatan Investasi
Senin, 30 Januari 2017, 00:38 WIBBisnisnews.id - Rencana kedatangan Raja Saudi Arabian, Pangeran Salman, selain untuk memenuhi undangan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, juga untuk menangani masalah yang masih menghambat investasi Arab Saudi di Indonesia.
Program pemerintah Jokowi di sektor kilang minyak, perumahan murah dan pariwisata telah menarik Arab Saudi untuk berinvestasi, terutama investasi di sektor penyulingan minyak yang selama 10 tahun terakhir telah diabaikan.
Seorang anggota DPR, Inas Nasrullah Zubir, mengatakan bahwa dalam program pembangunan kilang, Jokowi telah menginstruksikan Pertamina untuk segera merevitalisasi dan membangun kilang baru, yang oleh Pertamina dibuatlah Grass Root Refinery (GRR) dan pemetaan Kilang Rencana Induk Pengembangan (RDMP).
Investasi yang dibutuhkan untuk RDMP adalah 46 milyar dollar untuk Balikpapan dan 5 milyar dollar untuk Cilacap.
Sedangkan investasi sementara untuk GRR adalah Bontang 14 milyar dollar dan Tuban 14 miliar dollar.
Posisi Saudi Aramco, NOC atau perusahaan minyak Arab Saudi sebagai investor di GRR Tuban telah digantikan oleh Rosneft yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh pemerintah Rusia. Pertamina lebih nyaman dengan Perjanjian JV Rosneft ini.
" Saudi Aramco juga menjadi investor di RDMP Cilacap, di mana Perjanjian JV telah ditandatangani pada November 2016 tetapi Federation of United Pertamina Trade Unions (FSPPB) protes," kata Inas dalam rilisnya, Minggu (1/29).
Alasannya adalah Saudi Aramco dianggap mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari Pertamina dalam Perjanjian JV.
Di RDMP Cilacap, Saudi Aramco akan berinvestasi senilai 5 miliar dollar untuk meningkatkan kapasitas kilang Cilacap, dari 350 MBCD ke 400 MBCD, setelah komposisi perubahan kepemilikan menjadi Pertamina 55 persen dan Saudi Aramco 45 persen.
" Dalam Perjanjian JV sudah diatur bahwa setelah RDMP Cilacap selesai, Pertamina harus membeli seluruh produk dari kilang Cilacap di Import Parity Price (IPP) atau formula harga impor dari MOPS (Mean of Platts Singapore). Yang pasti akan sangat merugikan masyarakat Indonesia, " jelas Inas.
Dilansir dari netralnews, isu GRR Tuban dan RDMP Cilacap diharapkan menjadi topik utama antara Pangeran Salman dan Jokowi, selain RDMP Balikpapan dan GRR Bontang. (marloft)