Kurangi Kemacetan Jalur Bogor-Puncak, Akan Diberlakukan Rekayasa Lalin 2-1
Sabtu, 12 Oktober 2019, 17:10 WIBBisnisNews.id -- Sistem rekayasa lalu lintas 2-1 yang akan mulai diujicobakan tanggal 27 Oktober 2019 mendatang. Mesmi diakui, sistem itu tidak akan otomatis mengurangi kemacetan di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat. Sistem 2-1 dikembangkan sebagai alternatif pilihan sistem rekayasa lalu-lintas buka tutup yang sudah bertahun-tahun hingga kini diterapkan di jalur puncak setiap pekan atau setiap musim liburan.
Prinsipnya sistem 2-1 merupakan opsi jalan keluar terhadap keluhan masyarakat setempat yang selama ini terganggu aktifitas karena sistem buka tutup di Jalur Puncak. “Kebijakan rekayasa lalu-lintas sistem 2-1 untuk jalur puncak ini dirumuskan dengan mengakomodir aspirasi masyarakat sekitar puncak yang kemudian setelah dilakukan kajian dan simulasi pantas untuk diujicobakan,” jelas Bambang Prihartono, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Skema optimasi lajur 2 – 1 kendaraan dapat bergerak dari dua arah dalam waktu bersamaan. Pada skema ini, setiap akhir pekan jalur Puncak akan dioptimalkan menjadi 3 lajur. Pemisahan lajur dilakukan dengan menempatkan traffic cone sepanjang Jalur Puncak mulai dari Simpang Gadog hingga Taman Safari Indonesia.
Menurut Bambang Pri, Sistem 2-1 ini merupakan salah satu langkah jangka pendek penataan transportasi di jalur puncak. Keberhasilan implementasi dari rekayasa lalu-lintas ini sangat tergantung pada partisipasi publik dan semua pihak.
Selanjutnya Bambang Prihartono juga mengatakan bahwa masyarakat di luar Kawasan Puncak yang menikmati liburan di Puncak dengan kendaraan pribadi, harus menerima dan memahami jika pada waktu pelaksanaan uji coba sistem 2-1 nanti laju kendaraan mereka tetap menemui antrian panjang di jalur puncak.
“Saat ini, daya dukung jalan di kawasan Puncak telah melampaui kapasitas, menurut data dari Pemkab Bogor, setiap akhir pekan setidaknya terdapat 19 ribu kendaraan berada maupun melintas di Jalur Puncak. Dengan kendaraan sejumlah itu, manajemen rekayasa lalu lintas apapun yang diupayakan tidak akan sepenuhnya menghilangkan kemacetan, “ jelas Bambang.
Sebagai bagian dari langkah jangka pendek penataan transportasi Kawasan puncak, BPTJ bersama para stakeholder telah meluncurkan layanan wisata dengan menggunakan angkutan umum massal. Khusus mereka yang ingin berwisata ke Taman Safari dapat menggunakan layanan bus shuttle yang dioperasikan oleh Big Bird dari Pasaraya Blok M Jakarta Selatan. Dengan tarif hanya Rp400 ribu/ orang, pengguna layanan ini akan mendapatkan tiket PP angkutan bus Blok M – Taman Safari berikut snack dan tiket masuk Taman Safari.
Untuk itu Bambang Prihartono menghimbau agar masyarakat memanfaatkan layanan ini daripada bermacet2 menggunakan kendaraan pribadi. “Ke depan layanan seperti ini akan kita perbanyak dengan titik berangkat tidak hanya dari Blok M dan titik tujuan tidak hanya ke Taman Safari, beberapa operator sedang menjajagi hal ini,” kata Bambang.
Selain itu kata Bambang, sistem reservasi layanan ini nantinya juga dapat diakses secara on line. “Sudah ada aplikator on-line yang merintis sistem reservasi untuk layanan ini,” papar Bambang.
Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek ( BPTJ) bersama Polres Bogor, Pemerintah Kabupaten Bogor, serta stakeholder terkait terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat jelang uji coba Sistem 2-1 yang akan dilaksanakan pada 27 Oktober dan 3 November 2019.
Sosialisasi dilaksanakan melalui pembagian flyer dan pemasangan spanduk di beberapa titik di kawasan Puncak. Selain menyampaikan secara teknis bagaimana sistem 2-1 akan diimplementasikan, sosialisasi juga dilaksanakan guna mengingatkan kembali bahwa Sistem 2-1 tidak sepenuhnya menghilangkan kemacetan Jalur Puncak.(helmi)