Lomba Penulisan Jurnalistik Fachrodin Award 2020 Tawarkan Hadiah Puluhan Juta Rupiah
Selasa, 18 Februari 2020, 15:28 WIBBisnisNews.id -- Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar lomba karya jurnalistik dengan memperebutkan hadiah puluhan juta rupiah. Lomba ini Dalam rangka memeriahkan Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, Jawa Tengah, Juli 2020.
“Kami menamai lomba penulisan ini sebagai Fachrodin Award 2020. Nama ini terinspirasi kiprah Haji Fachrodin sebagai pelopor pers Muhammadiyah,” kata Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah Roni Tabroni, satu inisiator Fachrodin Award di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Untuk tahun pertama Fachrodin Award ini lomba khususnya untuk penulisan feuture. Nanti, pemenang akan diambil juara I-III. Namun bagi naskah terbaik 1-40 akan dibukukan dan dibagikan saat Muktamar Muhammadiyah di UMS Surakarta, Jawa Tengah.
Roni menjelaskan tema utama yang diangkat dalam anugerah jurnalistik Fachrodin Award 2020 ialah “Peran-peran kebangsaan dan kemanusiaan Muhammadiyah di tingkat lokal.”
Menurut Roni, lomba ini tidak hanya terbuka untuk kader Persyarikatan Muhammadiyah tetapi siapa saja yang terpanggil menuliskan sejarah dan kiprah Muhammadiyah di berbagai daerah.
Seperti diketahui, Persyarikatan Muhammadiyah ialah organisasi massa Islam modern terbesar di Indonesia yang tercatat dengan tinta emas atas kiprah dan peran sosialnya di bidang kemanusiaan dan kebangsaan.
Organisasi yang mengusung semangat pembaruan dan pencerahan anak bangsa ini lahir 33 tahun sebelum Indonesia lahir sebagai bangsa dan negara merdeka pada 17 Agustus 1945.
Muhammadiyah tidak hanya menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa tetapi juga terus aktif mengisi kemerdekaan di tiga bidang utama, yakni pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
“Kiprah terbesar Muhammadiyah selama satu abad ini banyak terfokus pada bidang-bidang yang menjadi hajat publik, yakni pendidikan, kesehatan, dan amal-amal sosial lainnya berupa pemberdayaan kelompok- kelompok terpinggirkan,” papar Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Dadang Kahmad, MSi menambahkan.
Di luar itu, Muhammadiyah sejak semula menyadari pentingnya peran media massa dalam perjuangannya memajukan bangsa ini. Tiga tahun setelah berdiri, Muhammadiyah menginisiasi penerbitan majalah Suara Muhammadiyah sebagai alat perjuangan dalam menjalankan misi sosial kemanusiaan dan kebangsaan.
“Melalui penerbitan majalah bulanan Suara Muhammadiyah yang pertama kali terbit pada 1915 -dan masih terbit hingga usianya 105 tahun hari ini, Muhammadiyah telah meneguhkan perannya pengembangan pers dan media di Tanah Air."
"Ini dilakukan sebagai upaya memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana dicita-citakan Founding Fathers yang kemudian dituangkan dalam Konstitusi UUD 1945,” kata Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Ahmad Najib Burhani dan Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah.
Topik Feature Yang Dilombakan
Sementara, Koordinator lomba Imam Prihadiyoko menjelaskan Fachrodin Award 2020 digelar sebagai ajang untuk memberikan penghargaan terhadap karya-karya terbaik jurnalistik dalam bentuk feature tentang peran dan kiprah Muhammadiyah di tingkat lokal.
“Secara spesifik, tema tersebut berkaitan dengan empat topik. Pertama, sejarah dan peran Muhammadiyah di berbagai daerah. Kedua, dakwah kader Muhammadiyah di berbagai bidang. Ketiga, peran amal usaha Muhammadiyah dalam Melayani umat dan bangsa. Keempat, peran strategis tokoh Muhammadiyah di tingkat lokal di berbagai daerah di Indonesia,” papar Imam.
Imam menambahkan tulisan yang masuk ke panitia akan diseleksi dan dinilai oleh dewan juri yang beranggotakan para wartawan senior yang juga berpengalaman sebagai juri. Mereka akan memilih tiga tulisan terbaik sebagai pemenang I, II, dan III serta tujuh tulisan terbaik lainnya untuk mendapatkan hadiah berupa uang dan sertifikat.
Selain itu, tulisan lainnya yang masuk dan dinilai layak akan dibukukan bersama 10 tulisan pemenang itu. Khusus untuk pemenang I-III, panitia akan mengundang mereka hadir dalam penyerahan hadiah di tengah pelaksanaan di Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta Juli nanti.
Dr. Najib Burhani mencontohkan beberapa objek yang dapat diangkat untuk diikutsertakan dalam lomba. Misalnya, tentang jejak Muhammadiyah di Kokoda, Papua Barat. “Kokoda adalah sebuah kampung yang penduduknya semula nomaden. Namun, sejak kehadiran Muhammadiyah, mereka menjadi menetap dan membangun peradaban.” (helmi)