Lonjakan Penumpang di Lintasan Utama Penghubung Sumatera–Jawa–Bali
Selasa, 25 November 2025, 22:13 WIB
BISNISNEWS.id - Hadapi lonjakan penumpang liburan panjang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melakukan penguatan koordinasi pada tiga lintasan utama yang menghubungkan Sumatera–Jawa–Bali.
Yakni, lintasan penyeberangan Merak–Bakauheni, Ketapang–Gilimanuk, serta jalur pendukung yang menopang konektivitas logistik dan mobilitas nasional.
Direktur Operasi & Transformasi ASDP, Rio Lasse, menyampaikan bahwa tantangan operasional tahun ini semakin kompleks karena pola pergerakan masyarakat terus meningkat dan dinamis.
Untuk itu, seluruh pengelolaan operasional harus responsif dan berbasis data, sehingga keputusan di lapangan berjalan cepat dan terhubung.
“Digitalisasi tiket melalui Ferizy memungkinkan manajemen arus sejak keberangkatan dari rumah, bukan saat kendaraan tiba di pelabuhan. Ini kunci untuk menjaga kelancaran dan keselamatan,” ujarnya.
ASDP memastikan pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait pembatasan area pembelian tiket agar kendaraan tidak berhenti dan menyebabkan antrean liar di sekitar pelabuhan.
Selain itu, delaying system diperkuat melalui penyanggahan kendaraan di rest area dan ruas arteri sebelum memasuki Pelabuhan Merak dan Bakauheni.
Tujuh pasang dermaga pada lintasan Merak–Bakauheni, akan dioptimalkan dengan mengerahkan 47 unit kapal ferry pada masa puncak, yang secara harian mampu menampung hingga sekitar 25.000 kendaraan.
Berdasarkan catatan Bisnisnews.id, di lintasan Merak - Bakauheuni terdaftar 70 unit kapal ferry.
Dermaga-dermaga utama di lintasan ini juga telah diperkuat, termasuk pelabuhan tambahan seperti BBJ Bojonegara dan Ciwandan yang disiagakan sebagai pendukung Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni, guna memperlancar distribusi arus kendaraan dan logistik.
Sementara itu, di lintasan Ketapang–Gilimanuk, ASDP bersama regulator menyiapkan 28 hingga 33 kapal sesuai kebutuhan lapangan.
Kapal-kapal ini melayani penyeberangan aktif antara Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk di Bali, dan ditunjang dengan peningkatan fasilitas dermaga: misalnya penambahan satu dermaga LCM (Landing Craft Mechanized) di Gilimanuk yang menambah kapasitas hingga.sekitar 2.000 kendaraan kecil.
Pada jalur strategis Ketapang–Gilimanuk, ASDP turut mendukung strategi pemerintah dalam membatasi pergerakan kendaraan barang sumbu tiga ke atas pada 19 Desember 2025–4 Januari 2026.
Pengalihan Arus
Pengaturan prioritas diberikan kepada sepeda motor, kendaraan kecil, dan bus yang memiliki sensitivitas perjalanan lebih tinggi.
Sejumlah buffer zone di Banyuwangi seperti Terminal Sri Tanjung dan Grand Watu Dodol, serta area penyangga di Gilimanuk seperti Terminal Kargo, UPPKB Cekik, Rambut Siwi dan Pengeragoan disiagakan untuk mengendalikan volume kendaraan.
Rio menambahkan bahwa sebagian arus logistik akan dialihkan menuju Lombok melalui Pelabuhan Jangkar dan Lembar guna mengurangi tekanan arus darat di Bali, yang selama ini menjadi salah satu titik kepadatan terbesar saat Nataru.
Di sisi lain, SOP keselamatan diperketat menyikapi prediksi cuaca ekstrem oleh BMKG, khususnya potensi angin kencang dan gelombang tinggi yang kerap terjadi di wilayah Selat Bali pada akhir tahun.
Naik Empat Persen
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menegaskan bahwa operasi Nataru harus dikelola secara luar biasa, bukan sekadar rutinitas tahunan.
Pemerintah telah memastikan strategi pelayanan terdistribusi melalui tiga pelabuhan di Merak dan tiga pelabuhan di Bakauheni, diperkuat pengawasan keselamatan dan rekayasa lalu lintas untuk mengelola peningkatan pergerakan masyarakat yang diproyeksi mencapai lebih dari empat persen dibanding tahun sebelumnya.(Syam)