LRT Jabodebek Ruas Cawang - Cibubur Segera Diujicoba
Rabu, 13 Februari 2019, 21:30 WIBBisnisnews.id - Progres proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Jakarta-Bogor--Depok-Bekasi (Jabodebek) hanya menunggu penyelesaian pembangunan depo atau bengkel perawatan kereta seluas 12 hektar di Bekasi.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menjelaskan, sampai saat ini progres track yang sudah dikerjakan untuk ruas Cawang - Bekasi Timur mencapai 52 persen. Sedangkan ruas Cibubur - Cawang progresnya sudah mencapai 78 persen .
Rangkaian Kereta LRT itu sendiri dijadwalkan sudah didatangkan dari PT INKA pada bulan Juni dan Juli 2019 sudah bisa dilakukan diujicoba, terutama untuk ruas Cibubur - Cawang.
Meskipun ujicoba dilakukan Juli 2019, namun operasional untuk pelayanan publik secara reguler baru dilakukan April 2021.
"Juli nanti kita ujicoba, untuk memastikan seluruh perangkat berfungsi dengan baik. Tapi, operasi untuk melayani penumpang tetap April 2021," tuturnya Rabu (13/2/2019)
dalam diskusi terkait LRT Jabodebek dan Sumsel di gedung Kompas Gramedia Palmerah.
Kepala Divisi LRT PT KAI, Iwan Eka mengatakan menambahkan, pengoperasian LRT Jobodebek ini, menunggu selesainya pembangunan depo di Bekasi Timur.
"Kalau depo-nya belum selesai LRT tidak bisa dioperasika," jelasnya.
Total kereta yang nantinya dioperasikan sebanyak 32 unit rangkaian. Satu rangkaian memiliki.kapasitas angkut 740 penumpang.
Namun menurut pengamat perkotaan Nirwono Joga, operasional LRT di Jabodebek harus lebih memperhatikan kepentingan masyarakat pengguna jasa. Mulai dari penempatan stasiun dan jembatan penghubung.
Dia menyebutkan, sejauh ini oenempatan stasiun mauoun shelter untum angkutam umum serta jembatan penghubung kurang strategis.
Idealnya, kata Joga, stasiun LRT dapat terintegrasi langsung dengan kawasan pemukiman atau areal bisnis. Demikian juga pembangunan jembatan penghubung, harus disesuaikan dan jarak tempuhnya jangan terlalu panjang sehingga tidak melelahkan.
Dia membandingkan misalnya untuk jembatan penghubung MRT dan Bisway, jembatannya melinfkar dan jauh. Selain itu shelter dan stasiun kurang strategis.
"Harusnya angkutan massal seperti LRT, MRT dan Busway terintegrasi langsung dengan kawasan pemukiman dan perkantoran atau pusat bisnis," tuturnya.
Dia berharap untuk LRT Jabodebek dilakukan penyesuaian sehingga tidak terlalu menyulitkan calon penumpang. Dia juga menegaskan, fasilitas jembatan penghubung harus lengkap, dan nyaman. (Syam S)