Memahami Data-Data Pertumbuhan Ekonomi BPS
Jumat, 08 November 2019, 05:44 WIBBisnisNews.id -- Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Sri Soelistyowati menegaskan perlunya memahami data pertumbuhan ekonomi yang disampaikan BPS, terutama bagi kalangan media massa dan pengamat ekonomi serta analis kebijakan ekonomi di Indonesia.
Dia menyebutkan, “Kesalahan terminologi yang digunakan oleh media bisa memiliki dampak yang signifikan. Contohnya saat pertumbuhan konsumsi rumah tangga disebut turun, bukannya melambat," katanya Workshop Wawasan Statistik Kepada Media yang bertempat di Ballroom Hotel Le Meridien, Jakarta (7/11/2019).
Mindset pelaku ekonomi, lanjut dia, bisa terkacaukan saat membaca kata turun tadi, kesannya daya beli masyarakat seolah-olah sudah tidak ada. Padahal, konsumsi rumah tangga ini tetap tumbuh. "Hanya saja, pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya,” kata Soelis, sapaan akrab dia.
Menurut dia, kemarin BPS melansir data pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun 2019. Ekonomi Indonesia tumbuh 5.02% dibandingkan kuartal sebelumnya. "Ekonomi Indonesia tetap tumbuh, namun sedikit dibawah proyeksi yang ditetapkan sebelumnya," papar Soelis meyakinkan.
Sebelumnya, K.Suhariyanto selaku Kepala BPS mengungkapkan hal itu secara eksplisit. “(Media) Boleh memang menuliskan apa saja, tapi harus selalu di cek kedalaman dari setiap berita itu,” katanya mantap.
Dengan begitu, menurut dia, tak akan terjebak pada berita atau data yang belum pasti kebenarannya. "Jangan samoai terjebak pada berita hoax," pinta Suhariyanto.
Dia juga menegaskan, “Satu lagi yang harus saya tekankan, independensi merupakan harga mati bagi BPS. BPS selalu mengeluarkan angka yang mencerminkan potret kondisi Indonesia sebenarnya," tegas Suhariyanto.(helmi)