Menghitung Dampak Penyaluran Subsidi LPG 3 Kg Secara Langsung
Kamis, 16 Januari 2020, 15:09 WIBBisnisNews.id -- Dampak atas rencana penyaluran langsung elpiji 3 kg dan jika dilakukan tanpa data dan perencanaan yang matang ke masyarakat, akan menimbulkan potensi ketidaktepatan sasaran apabila mengacu pada data BPS tersebut.
"Dengan alokasi subsidi LPG pada APBN Tahun 2020 sejumlah Rp52 triliun dan dengan angka kemiskinan sejumlah 25,14 juta orang, maka subsidi per kapita adalah Rp2.068,4," kata ekonom konstitusi Defiyan Cori di Jakarta.
Lantas, cukupkah subsidi LPG sebesar ini untuk menghidupi kelompok masyarakat miskin ? Apabila, harga elpiji 3 g yang beredar ditengah masyarakat Rp18.000 Rp21.000/ tabung 3 kg?
"Sementara harga kebutuhan pokok cenderung akan meningkat dan akan menberatkan berbagai pengeluaran masyarakat miskin yang terbatas pendapatannya," jelas Defiyan lagi.
"Apalagi kalau subsidi elpiji 3 kg itu dialokasikan hanya sebesar Rp1.000 dalam APBN tahun 2020," jelas Defiyan lagi.
Sebaiknya, lanjut dia, Pemerintah lebih memilih melakukan kajian data dan pemetaan kelompok masyarakat penerima terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan penyaluran langsung elpiji 3 kg kepada masyarakat.
Tanpa memperhatikan pengaruh jaringan distribusi selama ini terhadap pembentukan harga elpiji 3 kg yang berlaku, "maka penyaluran secara langsung ini hanya memberikan peluang usaha kepada swasta lain yang akan menjadi penyalurnya," kilah Defiyan.
Sementara harga elpiji 3 kg ditingkat agen dan pangkalan agen sudah memberatkan masyarakat miskin. Kalaupun Pemerintah ingin menyalurkan secara langsung elpiji 3 kg tersebut, maka dapat memberdayakan kelembagaan masyarakat.
Terutama mereka yang ada di tingkat desa dan kelurahan dan memiliki data lebih akurat sehingga ketidaktepatan sasaran minimal.(elm/helmi)