Menhub Bilang Isyu Rupiah Melemah Kurang Menarik Untuk Dibahas, Tunggu Gubernur BI
Sabtu, 26 Mei 2018, 16:01 WIB
Bisnisnews.id - Rupiah semakin terpuruk, namun Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku, isyu itu kurang menarik dan belum saatnya membahas soal Rupiah. Alasannya, Gubernur BI baru saja terpilih dan menunggu langkah-angkah strategis yang akan dilakukan.
Kendati demikian, ungkap Menhub Budi, pemerintah optimis, meskipun Rupiah sudah terjun bebas tembus di atas angka Rp 14.000 per Dolar AS, kinerja pembangunan inrastruktur yang sekarang ini dilakukan tidak banyak berpengaruh.
Daya beli masyarakat juga tetap stabil, seiring dilaksanakannya program tol laut ke sejumlah pulau di kawasan Timur Indonesia dan didistribusikan ke desa-desa terpencil.
Baca Juga
"Soal Isyu Rupiah terpuruk, belum bisa kita bahaslah. Kalau soal ada penurunan di bawah lima sampai 10 persen, saya kira itu masih batas toleransi," kata Menhub Budi Jumat (25/5/2018) malam, usai menghadiri acara buka puasa bersama dengan DPP INSA.
Dikatakan, pemerintah sekarang ini justeru sedang berusaha maksimal, menekan angka yang harus dikeluarkan para eksportir pada seluruh pelabuhan di Indonesia. Mulai dari pengeluaran Pedapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan semua jenis pengeluaran yang memberatkan harus dikurangi.
"Pemerintah berusaha menekan angka yang harus dikeluarkan para eksportir. Apakah itu berkaitan dengan PNBP dan segala sesuatu yang berkaitan dengan biaya harus ditekan," tutur Menhub.
Dijelaskan, terkait penurunan biaya para eksportir itu, pihaknya telah melakukan pembicaraan khusus dengan pihak-pihak terkait. Terutama Bea Cukai dan Menteri Perdagangan Enggartuasto Lukito.
"Tinggal nanti akan juga dibicarakan dengan Menteri Pertanian Amran Sulaeman, bagaimana mendapatkan harga yang lebih murah," jelasnya.
Pelemaha Rupiah dalam beberapa pekan terakhir ini bukan tanpa sebab. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, apapun itu, pemerintah sekarang sedang berusaha mengatasi pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar AS. Dia juga betharap, para pelakku usaha dan masyarakat pada umumnya besikap tenang dan tidak terlalu panik.
Sekarang ini, kata Menkeu Sri Mulyani, pemerintah bersama Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas ekonomi dan menjaga mata uang rupiah.
Sejumlah strategi sudah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, salah satunya adalah dengan menaikkan suku bunga. Langkah ini diharapkan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sedangkan dari pemerintah akan menjaga disiplin APBN.
Dikatakan, untuk me njaga stabilitas ekonomi, harus ada kerjasama semua pihak. Yaitu, meminimalisasi gejolak agar seluruh ekonomi berjalan dengan risiko yang makin kecil.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih fluktuatif di level Rp14.100/dolar AS. Artinya, angka ini melebihi target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp13.400/dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, kebijakan tersebut merupakan bagian dari bauran kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian pasar dunia dan penurunan likuiditas global. (Syam )