Menjamin Keselamatan Jelang Nataru 2020
Minggu, 22 Desember 2019, 07:02 WIBBisnisNews.id -- Yang membedakan Mudik Natal dan Tahun Baru atau Nataru dan Mudik Lebaran adalah minimnya pengguna sepeda motor. Ini cukup membantu dan tidak merepotkan petugas di lapangan untuk mengatur arus lalu lintas. Cuma yang bertambah adalah jumlah perjalanan menuju tempat wisata. Perhatian yang berhubungan dengan pariwisata lebih diperhatikan.
Setelah jalan tol Trans Jawa dan sebagian di Tol Trans Sumatera terhubung, perhatian terhadap jalan non tol mulai berkurang. Publik memang lebih banyak memilih bepergian di akhir tahun ini memanfaatkan jalan tol yang sudah terhubung. Jika lancar, dapat memangkas waktu perjalanan hingga 50 persen dari sebelumnya. Walaupun harus mengeluarkan ongkos lebih untuk membayar tarif tol yang lebih nyaman dan menyingkatkan waktu perjalanan.
Mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2020 ada tambahan kapasitas jaringan jalan tol, yakni Tol Layang Jakarta-Cikampek 38 kilometer, Tol Terbangi Besar – Pematang Panggang - Kayu Agung 185 kilometer dan sebagian ruas Tol Balikpapan-Samarinda 64 kilometer, fungsional sebagian ruas Tol Manado-Bitung dan fungsional ruas Kayu Agung – Palembang. Ruas Tol Layang Jakarta – Cikampek, Tol Balikpapan – Samarinda dan Tol Terbanggi Besar – Kayu Agung belum dikenakan tarif.
Ruas Tol Layang Jakarta – Cikampek semula dibatasi kecepatan melajunya 60 kilometer (km) per jam. Belum ada instrumen untuk menindak laju kendaraan tidak sesuai batas yang diijinkan, rasanya sulit membatasi kecepatan tidak lebih dari 80 kilometer per jam.
Apalagi kendaraan yang digunakan mendukung kecepatan tinggi melaju di jalan tol. Kehati-hatian pengguna jalan tol layang menjadi pengendali. Electronic Traffic Law Enforcement atau ETLE belum dapat diterapkan selama masa fungsional ini.
Ruas Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang sepanjang 87 kilometer hanya ada satu rest area atau Tempat Istirahat dan Pelayanan TIP. Dan itu satu-satunya rest area yang representatif di sepanjang Tol Bakauheni – Kayu Agung. Sedangkan rest area yang lain masih dalam kondisi darurat namun sudah dapat digunakan untuk beristirahat. Ada jaminan keamanan bagi pengguna Tol Bakauheni-Palembang dapat diberikan. Terutama untuk perjalanan malam hari.
Tol Trans Jawa dan Sumatera
Dengan terhubungnya Tol Trans Jawa dan sebagian Tol Trans Sumatera untuk ruas Bakauheni - Bandar Lampung– Palembang pasti akan memantik penambahan perjalanan kendaraan pribadi. Tambahan lagi kondisi layanan angkutan penyeberangan Merak-Bakauheni yang semakin bagus baik keterseduan layanan terminal penyeberangan dan kapal penyeberangan yang semakin bagus menjadi daya tarik tersendiri bagi pemudik.
Perjalanan Bakauheni-Palembang biasanya bisa ditempuh 12 jam melalui jalan lintas timur Sumatera, sekarang cukup 3-4 jam sudah dapat sampai di tujuan. Bisnis transportasi akan tumbuh melayani mobilitas masyarakat antara Kota Pelembang – Bandara Lampung.
Kondisi cuaca musim hujan dengan ombak tinggi, mengingatkan transportasi laut menjadi perhatian khusus. Pelayaran menuju pulau-ulau terkecil di Maluku menjadi perjalanan panjang bagi warga setempat yang akan merayakan Natal di kampung halamannya. Penumpang kapal laut jangan memaksa awak kapal untuk tetap berlayar jika cuaca tidak memungkinkan.
Jangan membawa penumpang yang diangkut kapal jumlahnya melebihi batas yang diijinkan. Diperlukan ketegasan dari badan otoritas pelabuhan untuk mengijinkan kapal berlayar. Keselamatan menjadi pertimbangan utama
Transportasi penyeberangan ke Pulau Nias dari Sibolga di Sumatera Utara, di Sulawesi Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur yang sebagian besar masyarakatnya akan pulang kampung halaman untuk merayakan Hari Natal.
Di darat, daerah rawan longsor di musim hujan ini sudah mulai bermunculan. Beberapa ruas jalan no tol berpotensi terjadi longsoran. Bedanya, jalan tol di Jawa sudah hampir semua rest area sudah berfungsi. Kendati masih ada beberapa rest area masih dalam tahap proses pekerjaan dan dapat selesai dibangun untuk menyambut mudik lebaran 2020.
Djoko Setijowarno, Pengajar Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia