Myanmar : Tanpa Surat, Tak Ada Kewarga Negaraan
Senin, 02 Oktober 2017, 19:46 WIBBisnisnews.id - Menteri Myanmar pada hari Senin 2 Oktober mengusulkan untuk menarik kembali ratusan ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh setelah tindakan militer, menurut diplomat Dhaka.
Namun tidak ada rincian tentang pemulangan yang direncanakan oleh Menteri Luar Negeri Bangladesh A.H Mahmood Ali, dan ada skeptisisme apakah ada lebih dari 800 ribu Muslim Rohingya di Bangladesh mau kembali.
Lebih dari setengah juta pengungsi telah tiba selama 5 minggu terakhir setelah serangan militan di Rakhine, Myanmar.
Perundingan antara Mahmood Ali dan Menteri Penerangan Negara Myanmar Kyaw Tint Swe muncul saat perwakilan PBB diberi akses pertama ke Rakhine sejak masalah tersebut meletus pada 25 Agustus.
Pejabat PBB, diplomat dan kelompok bantuan bergabung dalam kunjungan satu hari yang diselenggarakan oleh pemerintah Myanmar. Mereka diterbangkan dengan helikopter ke Maungdaw, pusat kekerasan.
Mahmood Ali mengadakan pembicaraan ramah di Dhaka bersama perwakilan pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi.
"Myanmar telah membuat rencana untuk menarik kembali pengungsi Rohingya," kata menteri tersebut dikutip dari AFP.
"Kedua belah pihak telah menyetujui rencana membentuk kelompok kerja gabungan untuk mengkoordinasikan proses pemulangan."
Suu Kyi yang telah dikritik karena kegagalannya mengekang tindakan keras militer, mengatakan bulan lalu bahwa Myanmar akan menarik kembali pengungsi yang telah diverifikasi.
Ini akan dilakukan sesuai kriteria yang disepakati pada tahun 1993, ketika puluhan ribu orang Rohingya dipulangkan, katanya.
Menteri Bangladesh tidak memberikan jangka waktu untuk repatriasi dan tidak mengatakan apakah Myanmar juga akan menarik kembali 300 ribu pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh selama kekerasan sebelumnya.
Dia mengatakan bahwa pengungsi akan diverifikasi oleh kelompok kerja gabungan, namun tanpa keterlibatan PBB.
"Bangladesh telah mengusulkan sebuah kesepakatan bilateral dengan Myanmar untuk membantu pelaksanaan repatriasi tersebut," katanya.
Myanmar menyangkal kewarganegaraan minoritas Rohingya meskipun banyak yang telah tinggal di sana selama beberapa generasi. Mereka menganggap sebagai migran ilegal dari Bangladesh. (marloft)