NAM dan Sriwijaya Air Diklaim Sebabkan Air Timor Rugi 3 Juta Dollar
Rabu, 11 Januari 2017, 12:38 WIBBisnisnews.id - Air Timor telah menghentikan penerbangan ke Denpasar efektif kemarin dan menyalahkan kebijakan pemerintah Timor yang membolehkan operator Indonesia, NAM dan Sriwijaya Air, membuang kapasitas pasar, mengakibatkan Air Timor mengalami kerugian 3 juta dollar dan menutup seluruh layanan di 2017.
Air Timor adalah maskapai penerbangan yang berpusat di Dili, Timor Leste. Maskapai ini terbang dari Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato, Dili dan telah memulai layanan Bali ini dimulai sejak bulan September 2015 setiap hari bersama dengan Citilink Indonesia.
Ia mengecam kebijakan Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Transportasi dan Komunikasi, Inacio Moreira karena telah memperbolehkan NAM Air memulai penerbangan Dili-Denpasar di akhir 2015, meskipun ada layanan Air Timor dan Citilink dan akhirnya malah merusak industri penerbangan di Dili.
"Ada begitu banyak kursi yang tersedia dibandingkan dengan permintaan pasar, di mana 3 penerbangan ini hanya bisa mencapai load factor kurang dari 50%. Maskapai biasanya perlu 70% supaya impas. Tarif tiket telah turun jadi 70 dollar, jauh di bawah harga pasar normal," sambil menambahkan bahwa Nam Air melepas kapasitasnya ke Sriwijaya Air, sehingga makin memperburuk situasi.
Bento mengatakan Air Timor telah mengalami kerugian kumulatif 3 juta dollar pada Desember 2016 sebagai akibat dari masuknya pasar NAM & Sriwijaya Air. Dengan keputusan Moreira untuk memperpanjang ijin akses NAM Air untuk pasar Dili, Air Timor tidak bisa lagi mengoperasikan rute tersebut.
"Selama delapan tahun terakhir, kami telah membangun perusahaan terbaik di Timor, membayar pajak besar, dan mendukung Pariwisata dan Pemerintah. Dalam satu tahun saja, kebijakan Pemerintah telah menghancurkan kami," sesalnya.
Bento juga menggaris bawahi aplikasi kebijakan Moreira yang tidak konsisten.
Dia menyatakan bahwa pada bulan April 2016, Kementerian meminta Air Timor untuk menggantikan A320-200 yang sudah berusia 18 tahun dengan model yang lebih muda, di mana regulasi batas umur pesawat adalah 20 tahun.
Bento mengatakan Air Timor memenuhi aturan tersebut tapi Moreira tidak menegakkan aturan yang sama untuk NAM Air dan Sriwijaya Air. Mereka masih diperbolehkan terbang ke Dili, meskipun diduga melanggar aturan.
Efek perang harga di Denpasar mengakibatkan Air Timor sebentar lagi akan mengurangi satu-satunya rute tersisa yaitu ke Singapura, dari 3x menjadi 2x seminggu. Layanan ini dioperasikan tandem bersama SilkAir.
"Jika rute Singapura tidak bisa bertahan, Air Timor akan menutup seluruh layanan di tahun 2017," tutup Bento.
Sementara Inacio Moreira kepada kantor berita Portugis, Lusa mengatakan kepada kantor berita Portugis, Lusa, bahwa dia maupun pemerintah tidak bertanggung jawab atas apa yang dianggap sebagai "masalah internal sebuah perusahaan swasta . " (Marloft)