Operasi Freeport Indonesia Berhenti Total
Kamis, 16 Februari 2017, 17:17 WIB
Bisnisnews.id - Semua pekerjaan di tambang tembaga Grasberg yang dioperasikan oleh unit lokal dari Freeport McMoRan Inc telah berhenti, demikian serikat pekerja mengatakan hari ini. Sekitar 33,000 pekerja bisa terancam kehilangan pekerjaan.
" Semuanya telah berhenti sepenuhnya. Hanya perawatan saja sekarang," kata kepala serikat pekerja Freeport Indonesia, Virgo Solossa, kepada Reuters.
Semua ini terjadi dalam jangka waktu singkat, hanya lebih dari sebulan setelah pemerintah menghentikan ekspor konsentrat tembaga untuk meningkatkan industri dalam negeri.
Ribuan pekerja berencana untuk menggelar demonstrasi di Papua pada hari Jumat, menuntut pemerintah membuat keputusan yang bijaksana mengenai situasi mereka, kata Solossa.
" Jika pemerintah tidak berhati-hati, ini telah dan akan berdampak untuk pekerja sebagai penerima manfaat langsung, dan masyarakat luas sebagai penerima manfaat dari keberadaan Freeport."
Solossa menambahkan bahwa tindakan lebih lanjut akan dilakukan setelah demonstrasi pada hari Jumat.
Sebanyak 1.000 personel dari Angkatan Bersenjata Indonesia (TNI) dan polisi kini ditempatkan di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua untuk mengamankan area pertambangan PT Freeport Indonesia.
Kepala Kepolisian Daerah Mimika, AKBP Polisi Victor Dean Mackbon, di Timika, hari ini mengatakan, sejak pekan lalu Kepolisian dibantu oleh TNI mengamankan sejumlah objek vital PT Freeport, termasuk pabrik pengolahan di Mil 74 Tembagapura, Pelabuhan Amamapare, Kota Tembagapura, Bandara Mozes Kilangin Timika dan fasilitas lainnya.
Juru bicara Freeport, Riza Pratama, mengatakan pada prinsipnya, perusahaan telah sepakat untuk mengkonversi kontrak karya (KK) ke izin usaha pertambangan khusus (IUPK), jika ada perjanjian investasi hukum dan jaminan stabilitas fiskal, seperti dalam KK, " Kami juga berharap agar kontrak diperpanjang sampai tahun 2041, serta memastikan status pajak tidak berubah. "
Dalam usaha melakukan negosiasi dengan pemerintah mengenai konversi ini, 25 karyawan senior telah diberhentikan oleh perusahaan
Riza menambahkan bahwa perusahaan juga telah memberitahu kontraktor tentang pengubahan rencana operasi mereka dan pengurangan jumlah karyawan. Freeport Indonesia mempekerjakan sekitar 33,000 orang, termasuk staf kontraktor, " Jika kita tidak bisa ekspor, pengurangan tenaga kerja dapat terus terjadi," kata Riza.
Sementara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua meminta PT Freeport Indonesia untuk tidak melakukan pengurangan jumlah pekerja dengan alasan tidak banyak melakukan kegiatan produksi. Larangan ekspor yang dibuat pemerintah, dinilai manajemen bisa memicu dilakukannya pengurangan jumlah pekerja di lini produksi tambang Grasberg, Papua.
Menurut Anggota Komisi I DPRD Papua, Wilhelmus Pigai, rencana pengurangan pekerja Freeport menyusul pemangkasan produksi tambang sebesar 60 persen, sebetulnya bukan jalan terbaik. Pengurangan pekerja, kata dia, seharusnya menjadi opsi paling terakhir. (marloft)