Opsi Lock Down Jakarta dan Dampanya Bagi Bus AKAP
Senin, 30 Maret 2020, 19:00 WIBBisnisNews.id -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono mengatakan, ada ribuan anggota Organda yang akan berhenti beroperasi, jika benar Jakarta di-lock down dan tak adda kendaraan yang beloh kelas atau masuk Jakarta termasuk bus AKAP.
Tapi, kebijakan ini masih ditangguhkan menyusul hasil Ratas yang dipimin Presiden Jokowi , Senin (30/3/2020) untuk mengkaji lagi masalah ini dan paling lama dua hari ke depan harus melaporkan hasilnya. Sampai hari ini, Jakarta masih terbuka untuk umum.
"Hari ini saja, semua bus AKAP yang berangkat dari Jakara sore dan malam hari dipastikan sudah tidak jalan. Pasalnya, tadi siang sudah ada surat edaran dari Dishub DKI Jakarta yang akan menghentikan operasional bus AKAP mulai Senin (30/3/2020) jam 18.00 Wib," kata Ateng menjawab BisnisNews.id di Jakarta.
Dikatakan, sebanyak 48 ribu angkutan armada bus dari dan menuju DKI Jakarta akan berhenti beroperasi kalau Jakarta sampai diputuskan lock down. "Tapii keputusan lock down atau tidak baru akan diputuskan setelah dilakukan pembahasan secara detail oleh tim kecil yang dibentuk Pemerintah," jelas Ateng.
Terkait jumlah armada bus AKAP yang tidak beroperasi, Ateng mempunyai perhitungan dan analisis tersendiri. "Saat ini jumlah kendaraan angkutan orang (AKAP) sekitar 60.000-70.000 unit. Dari jumlah tersebut, yang aktif beroperasi sekitar 70-80%, maka ketemulah angka sekitar 48.000 unit kendaraan terancam tidak beroperasi," kilah Ateng.
Namun begitu, menurut pejabat Blue Bird Group itu, saat ini rata-rata load factor bus AKAP sudah turun cukup signifikan, hanya sekitar 50-60% persen dari kondisi normal. "Sementara, dalam kondisi normal tingkat isian penumpang bus AKAP rata-rata 60-75% dari kapasitas yang terpasang. Jadi, load factor bus AKAP memang sudah rendah daria awal," papar Ateng.
Sempat Terjadi Eksodus ?
Namun begitu, aku Ateng, memang sempat terjadi arus mudik lebih awal yang deisbut-sebut eksodus para pekerja informal akibat virus Corona. Kasus itu terjadi antara tanggal 20-22 April 2020 lalu, karena mereka sudah tidak bisa bekerja di Jakarta. "Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Harus diakui, saat itu load factor bus AKAP cukup tinggi," terang dia.
"Saat itu, beberapa rute bus AKAP dari Jakarta ke beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Purwokwerto, tegal, Brebes, Jepara, Wonogiri dan lainnya cukup tinggi. Tapi itu kasuistis dan tentunya tida pernah kita harapkan," aku Ateng.
Namun begitu, menurut Ateng, pihaknya dan seluruh anggotta Organda siap mendukung program Pemerintah, dalam kasus ini untuk mencegah dan membatasi penyebaran virus corona. "Kalau memang harus lock-down, kita akan mengikuti," papar Ateng.
Organda secara organsisasi tentu berharap badai wabah Corona segera berlalu. "Kia sebagai warga negara dan juga pelaku usaha, tentu lebih suka kalau kondisi cepat normal. Mobilitas masyarakat kembali normal, kegiatan ekonomo bergerak dan tentunya kesejahteraan masyarakat kembali membaik," tegas Ateng.(helmi)