Rebutan Kursi di DKI 1, Kang Emil Bakal Terganjal Anies R Baswedan
Senin, 10 Juni 2024, 11:21 WIBBISNISNEWS.id - Teka-teki bakal calon gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) pada pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 mulai terlihat. Bahkan sejumlah partai politik papan atas menyodorkan figur hasil survei yang bakal diusung.
Setidaknya, ada tiga mantan gubernur mencuat ke permukaan untuk bertarung pada perhelatan akbar dan Jakarta masih menjadi barometer kepemimpinan nasional yang menjadi incaran banyak tokoh politik dan partai politik.
Belakangan ini muncul nama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies R.Bawedan dan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.
Ridwan Kamil alias kang Emil digadang-gadang bakal diusung Partai Gerindra dan lawan berat yang dihadapi adalah Anies R.Baswedan dan Ahok. Khabar yang muncul ke permukaan, partai politik pemilik moncong putih alias Partai Politik Indonesia Perjuangan (PDIP) bakal menjagokan Anies yang dipasangkan dengan Ahok.
Namun yang bakal menjadi batu sandungan Kang Emil adalah jika partai pemilik kursi terbesar di Jakarta, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ikut mengusung Anies.
Seperti diketahui kursi paling banyak di DPRD Jakarta pada hasil pemilihan legislatif ( Pileg ) 2024 adalah PKS dengan 18 kursi. Walaupun pemilik kursi tertinggi, PKS harus bergandengan dengan partai lain.
Bakal calon gubernur yang juga mantan orang nomor satu di DKI Jakarta itu menjadi lawan berat kang Emil. Sebab, di masyarakat Jakarta, dua nama (Anies dan Ahok) menjadi sangat populer dengan kekuatan pendukung cukup besar.
Nama Anies dan Ahok di Jakarta ini, sama populer dan kuatnya, Kang Emil di Jawa Barat. Pendukung militan Anies dan Ahok sangat mumpuni dan masyarakat Jakarta, sepertinya merindukan sosok ini untuk kembali memimpin Jakarta.
Kendati demikian , secara politik Kang Emil sudah jauh lebih maju, karena mantan gubernur Jawa Barat ini telah mengantongi dua rekomendasi dukungan dari partai Gerindra dan Golkar. Walau kita tahu, politik itu sangat dinamis, setidaknya, dua partai pemilik kursi terbesar di DPR RI tersebut telah menaruh kepercayaan dengan perhitungan berdasarkan hasil survei.
Karena sebelumnya, sejumlah lembaga survei, telah mengukur dukungan dan harapan masyarakat Jakarta terhadap orang nomor satu di Jakarta, pasca dipindahkannya ibu kita negara ke IKN.
Sebut saja misalnya, survei yang telah dilakukan Arus Survei Indonesia (ASI) pada 23 - 29 April 2024, yang menyodorkan fakta, elektabilitas Kang Emil berada di posisi teratas, yakni 30,5 persen dari 15 nama yang disodorkan sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta.
Dalam survei itu nama mantan calon Presiden RI yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta Anies R Baswedan menempati urutan dua dengan 29 persen.
Dari 15 nama yang disodorkan dalam survei itu juga ada nama pejabat gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berada di angka 7 persen, selanjutnya pada urutan tiga dan empat, politisi Nasdem Ahmad Sahroni 6,8 persen dan politisi PDIP Tri Rismaharini 4 persen.
Banyak yang percaya, kendati elektabilitas Anies pada hasil survei berada di bawah Kang Emil, namun berdasarkan pengalaman sebelumnya, suara tertinggi di kalangan pemilih adalah Anies .
Perkembangan saat ini, Kang Emil diusung Partai Golkar dan Gerindra dan Anies direkomendasikan PDIP dan PKS. Dua partai ini (PDIP dan PKS) adalah partai politik yang konsisten serta berpengalaman sebagai oposisi.
Pada masa pemerintahan SBY, PDIP dua periode menjadi oposisi dan menjadi partai yang paling tangguh selain konsisten berada di luar pemerintahan, juga konsisten mengkritisi kebijakan pemerintah saat itu.
Demikian juga PKS, selama dua periode pemerintahan Jokowi tetap konsisten berada di luar pemerintahan dan menjadi satu-satunya partai politik yang oposisi, melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan secara kritis, bahkan pada Pilpres.
Anies yang telah kalah pada Pilpres baru-baru ini juga memberi sinyal siap bertarung di DKI 1. Bahkan sang mantan Capres yang kalah telak pada Pilpres belum lama ini tidak menolak diusung PDIP, dua bahkan berseloroh PDIP partai yang seksi.
Berdasarkan kekuatan politik, pendukung berat Anies melekat kuat ada di Jakarta Selatan dan Jakarta Utara. Hal ini didasarkan pada hasil Pilpres di mana oemilihvterbesar Anies dlada di Jakarta Selatan dan sebagian di Jakarta Utara dan Ahok masih memiliki basis kekuatan di Jakarta Barat.
(Syam)