Optimalisasi Runway 3 Bandara Soetta Untuk Tingkatkan Keselamatan, Keamanan dan Efisiensi Penerbangan
Senin, 13 Januari 2020, 13:47 WIBBisnisNews.id -- Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) kini beroperasi dengan tiga landas pacu (runway) yaitu Runway 1 yang terletak di Selatan serta Runway 2 dan Runway 3 di Utara. Runway 3 sudah dioperasikan secara penuh dengan dimensi 3.000 x 60 meter.
Tujuannya, untuk memperlancar lalu lintas dan meningkatkan kapasitas penerbangan tentunya dengan mengutamakan prinsip keselamatan serta tunduk pada peraturan. Terhadap adanya ulasan dari pengamat kebijakan publik dan perlindungan konsumen sebelumnya,
Pada dasarnya runway 3 ini sudah direncanakan sejak lama dan sudah melalui tahapan diskusi serta koordinasi dengan seluruh stakeholder serta melalui kajian yang ditetapkan dalam masterplan dan mendapatkan persetujuan regulator.
Hingga saat ini, jumlah penerbangan yang sudah dilayani di Runway 3 sendiri mencapai 864 pergerakan penerbangan sejak beroperasi penuh pada 20 Desember 2019 hingga 6 Januari 2020, dengan rincian 587 pergerakan penerbangan domestik dan 277 pergerakan penerbangan internasional.
VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero) Yado Yarismano mengatakan kesuksesan pengoperasian Runway 3 tidak lepas dari koordinasi yang erat di antara seluruh pemangku kepentingan.
“Runway 3 tidak akan sukses beroperasi jika stakeholder tidak berkoordinasi erat dan saling mendukung, kami sangat berterima kasih kepada AirNav Indonesia, maskapai, serta masyarakat atas dukungannya terhadap Bandara Soekarno-Hatta,” di Jakarta, Senin (13/11/2020).
“Dioperasikannya Runway 3 jelas membuat Bandara Soekarno-Hatta memiliki ruang lebih di sisi udara sehingga dapat lebih efektif dalam melayani take off dan landing pesawat. Hal ini cukup terasa di mana saat peak season libur Natal dan Tahun Baru lalu, Soekarno-Hatta dapat dengan lancar melayani penerbangan yang lebih sibuk dibandingkan dengan kondisi normal,” ungkap Yado Yarismano.
Lebih lanjut, Yado Yarismano menuturkan bahwa operasional ketiga runway di Soekarno-Hatta saat ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Runway Bagian Selatan (Runway 1) dan Runway Bagian Utara (Runway 2 dan 3).
Didukung dengan kehadiran east connecting taxiway (ECT) pada akhir tahun lalu, yang melengkapi operasional west connecting taxiway (WCT), maka ketiga runway tersebut dapat optimal dalam meningkatkan keselamatan penerbangan, efisiensi dan kapasitas penerbangan.
“Keselamatan penerbangan meningkat karena Soekarno-Hatta jelas memiliki ruang lebih di sisi udara. Efisiensi juga meningkat seiring dengan berkurangnya jumlah antrian pesawat di taxiway dan di udara [airborne holding]. Jarak tempuh taxi dari apron ke runway atau sebaliknya juga lebih dekat dan semakin variative.”
“Kapasitas runway semakin meningkat karena berkurangnya spacing antar-pesawat dan turunnya waktu di runway [runway occupancy time],” jelas Yado Yarismano.
Terkait dengan aspek keselamatan penerbangan. Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana B. Pramesti memastikan operasional Runway 3 dapat dioperasikan sesuai dengan standar keselamatan dan keamanan penerbangan.
“Sejak awal, Runway 3 dibangun dengan konsep dependen runway, dengan memenuhi aspek keselamatan yang diperlukan sesuai dengan ICAO compliances, dengan strategi penanganan sistem lalu lintas udara secara segregated," jelas Polana.
Berkaitan dengan aspek standar keselamatan, PT Angkasa Pura II selalu berkomitmen menjaga aspek keselamatan sesuai dengan ICAO compliances. PT Angkasa Pura II juga selalu berkoordinasi dengan Airnav Indonesia dalam pengaturan sistem lalu lintas udara.
Adapun saat ini PT Angkasa Pura II tengah melakukan penyempurnaan marking Stop Bar dari Runway 2 ke Runway 3. Ke depannya, selain itu PT Angkasa Pura II juga telah memiliki rencana membangun tambahan fasilitas untuk Runway 3 agar pergerakan di airside semakin optimal.
Dengan tahapan pengembangan yang dilakukan PT Angkasa Pura II dan AirNav Indonesia maka kapasitas penerbangan di Soekarno-Hatta ditargetkan dapat meningkat hingga 114 pergerakan penerbangan per jam.(helmi)