Optimalisasi Rute Penerbangan di Selatan Jawa
Kamis, 25 Januari 2018, 19:14 WIBBisnisnews.id - Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto mengatakan, layanan navigasi penerbangan pada sejumlah bandara di jalur Selatan Pulau Jawa akan ditingkatkan, guna mengurangi kepadatan di jalur utara. Saat ini tercatat, sekitar 4000 penerbangan setiap bulannya melintas di jalur itu.
"Yang sedang dilakukan pemerintah sekarang ini kan di jalur Selatan Jawa. Kami ikuti dengan peningkatan perangkat navigasinya pada seluruh bandara, dengan perangkat yang lebih modern," kata Novie, Kamis (25/1/2018) di Tasikmalaya Jawa Barat.
Peningkatan perangkat Navigasi di jalur Selatan Jawa itu sendiri dilakukan untuk mendorong multiplier effect yang berkontribusi terhadap pertum-buhan ekonomi di wilayah tersebut.
Saat ini ada tiga tiga bandara di lintas Selatan Jawa yang perlu perhatian level pelayanan navigasi penerbangannya. Yakni, Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, akan merenovasi tower dan memperbaiki peralatan navigasinya. Bandara Wirasaba di Purbalingga yang pengembangannya, kata Novie berkolaborasi dengan TNI AU, Pemda, pengelola bandar udara, dan Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo.
Khusus Bandara Kulonprogo, pihak AirNav Indonesia, lanjut Novie, telah mengalokasikan dana senilai Rp.79,6 Miliar untuk investasi pembangunan Tower dan sejumlah peralatan fasilitas pendukungnya.
"Terdapat tiga bandara yang menjadi perhatian kami, untuk ditingkatkan level pelayanan navigasi penerbangannya. Yakni, Bandara Wiriadinata di Tasikmalaya kami akan merenovasi tower dan memperbaiki peralatan navigasinya, Bandara Wirasaba di Purbalingga akan dilakukan pengembangan bandara baru berkolaborasi dengan TNI AU, Pemda, pengelola bandar udara, dan rencananya akan mulai beroperasi pada Desember 2019, serta Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulonprogo. Di Bandara Kulonprogo kami telah mengalokasikan dana senilai Rp.79,6 Miliar untuk investasi pembangunan Tower beserta peralatan fasilitas pendukungnya," kata Novie.
SATELIT
Langkah strategis lain yang dilakukan AirNav Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Selatan Jawa adalah, membuka rute penerbangan Selatan Jawa (Tango One) sejak 12 Oktober 2017 lalu. Ini merupakan rute penerbangan domestik pertama yang berbasis satelit.
"Rute Tango One ini adalah rute domestik berbasis performance based navigation (PBN) pertama di Indonesia. Selama ini, rute berbasis PBN baru mencakup rute internasional saja. Dengan menggunakan satelit sebagai basis utama navigasi, pengaturan lalu lintas penerbangan akan menjadi lebih presisi dan akurat," paparnya.
Selama ini rute penerbangan W45, yakni rute yang melayani penerbangan di sepanjang bagian utara Pulau Jawa. Seperti Jalur penerbangan Jakarta-Surabaya-Bali dan menjadi rute yang sangat padat.
"Menjadi tugas kami AirNav Indonesia mengawal keselamatan penerbangan dengan meningkatkan kapasitas ruang udara dan efisiensi penerbangan, melalui optimalisasi alternatif jalur lain, yakni jalur selatan Jawa.
Melalui konsep flexible used of airspace (FUA) yakni membagi penggunaan ruang udara untuk kepentingan sipil dan militer, jalur Selatan Jawa mulai akan dikembangkan untuk penerbangan komersil.
"Kami akan terus berkolaborasi antara sipil dengan militer untuk bisa memaksimalkan penggunaan ruang udara di selatan Jawa ini. Trial sudah beberapa kali dilakukan dan berjalan dengan baik," ujarnya.
Penerbangan sipil menggunakan jalur ini sejak pukul 14:00 – 06:00 waktu setempat, sedangkan penerbangan militer akan menggunakan pada pukul 06:00 – 14:00 waktu setempat. Menurut Novie, meski telah diatur waktu penggunaannya, militer tetap dapat menggunakan rute tersebut secara fleksibel.
"Jika militer akan menggunakan jalur ini di luar waktu yang telah ditentukan, maka militer akan menginfokan kami dan kami akan menutup sementara penggunaan jalur ini demi kepentingan militer. Tetapi jika militer tidak memiliki aktivitas pada waktu tersebut, maka penggunaan jalur se-latan Jawa dapat kami maksimalkan untuk penerbangan sipil," terangnya.
AirNav Indonesia melakukan sejumlah program strategis untuk optimalisasi pengembangan jalur penerbangan selatan Jawa ini agar dapat berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain kesiapan fasilitas dan SDM, prosedur dan koordinasi antara unit layanan navigasi penerbangan terus ditingkatkan melalui pembuatan air traffic services letter of coordination agreement (ATS LOCA) antara Cabang Utama Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) dengan Makassar Air Traffic Service Center (MATSC) serta antara Cabang Utama MATSC dengan Cabang Madya Denpasar.
"Kami sedang update standard operation procedure (SOP) untuk melayani jalur ini, kami juga telah menyiapkan LOCA untuk detail separasi, level assignment, dan coordination procedur untuk mengoptimalkan kesiapan kami," pungkasnya.(Syam S)