Over Dimension Over Loading Penyebab Cepatnya Kerusakan Jalan dan Jembatan
Rabu, 18 April 2018, 13:36 WIBBisnisnews.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, salah satu tantangan besar yang harus dihadapi dalam pemeliharaan jalan dan jembatan ialah Over Dimension Over Loading (ODOL).
Agar jalan dan jembatan tetap baik dan tidak cepat mengalami kerusakan diperlukana biaya perawatan cukup besar. Mengutip sambutan tertulis Menteri Basuki pada pembukaan Konferensi Regional Teknik Jalan (KRTJ) ke-14 oleh Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) di Jakarta, Selasa (17/4/2018) menyebutkan, tahun 2018, dialokasikan biaya perawatan jalan dan jembatan sebesar 57 persen dari Rp 41,6 triliun anggaran di Direktorat Jenderal Bina Marga.
Upaya lainnya untuk tetap mempertahankan usia jalan dan jembatan agar tetapa bisa dioperasikan adalah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dalam pengendalian beban kendaraan melalui jembatan timbang.
“Tanpa pengendalian ODOL kita akan kesulitan menjaga keberlanjutan jalan. Kita siap duduk bersama dengan Kementerian Perhubungan apakah nanti yang diserahi tugas melakukan pemeliharaan jalan juga diberikan tanggung jawab mengelola jembatan timbang untuk mengendalikan ODOL ini,” kata Menteri Basuki.
Pengendalian ODOL juga dibutuhkan karena mulai tahun 2019, Kementerian PUPR untuk pertama kalinya akan menggunakan metode availiability payment (AP) dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional. Anggarannya sebesar Rp 5,1 triliun yang dilakukan di tiga provinsi yakni Provinsi Riau, Sumatera Selatan dan Papua.
Melalui metode ini, pembangunan dan pemeliharaan jalan didanai terlebih dahulu oleh pihak swasta, kemudian Pemerintah akan membayar tingkat layanan jalan yang diberikan per tahunnya.
“Ini merupakan salah satu inovasi menjaga keberlanjutan jalan dari sisi pembiayaan. Saya juga menantang anggota HPJI untuk memunculkan satu inovasi teknologi melalui konferensi ini yang bisa diterapkan dalam pembangunan jalan dan jembatan di Indonesia. Saya akan memberikan reward berupa umroh atau dikirim mengikuti konferensi jalan internasional,” jelas Menteri Basuki.
Menteri Basuki menyebut pembangunan Jembatan Holtekamp di Provinsi Papua menjadi contoh penerapan inovasi teknologi mulai dari pembuatan sampai pengangkutannya. Jembatan ini adalah jembatan pelengkung baja pertama yang dibuat utuh di tempat lain dan dikirim ke lokasi proyek menggunakan kapal sejauh 3.200 km. Hasilnya penyelesaian jembatan lebih cepat 6 bulan dari rencana awal.
HPJI juga didorong untuk mengutamakan keamanan dan keselamatan konstruksi dalam pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan. BUMN PT. Waskita Karya dan PT. Adhi Karya saat ini sudah memiliki Direktur QSHE (Quality, Health, Safety, and Environment) sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Menteri PUPR.
Sementara itu Ketua Umum HPJI Hediyanto W. Husaini mengatakan selain aspek inovasi pembiayaan dan teknologi, keberlanjutan jalan juga harus memperhatikan aspek perencanaan dan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Pembangunan infrastruktur jalan harus dapat menjamin kontinuitas keseluruhan aspek tersebut.
“Dalam pembangunan jalan dan jembatan terutama di perkotaan perlu diperhatikan teknologi yang tepat sehingga tidak hanya mempertimbangkan biaya pembangunannya saja namun juga biaya yang ditanggung oleh pemakai jalan seperti kemacetan,” jelasnya. (Syam S)