Pasca Gempa Pelabuhan Donggala Kembali Beroperasi
Jumat, 05 Oktober 2018, 18:13 WIBBisnisnews.id - Pelabuhan Donggala yang semula hancur akibat digoncang gempa dan tsunami, Jumat (5/10/2018) telah kembali beroperasi. Kapal-kapal bantuan kemanusiaan di kawasan itu langsung merapat dan bongkar.
Pemulihan infrastruktur pelabuhan sebelumnya dilakukan di Pelabuhan Pantoloan yang kembali beroperasi pada 1 Oktober 2018 pasca musibah gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu-Donggala.
Hari ini, tercayat kapal KN. Merak milik Distrik Navigasi Kelas I Bitung merapat dan singgah di Pelabuhan Donggala yang diikuti berturut-turut oleh kapal KAL. Birang dan KAL. Suluh Pari.
Adapun ketiga kapal tersebut telah selesai melakukan bongkar muat bantuan logistik di dermaga Pelabuhan Donggala yang selanjutnya akan disalurkan kepada para korban bencana gempa bumi di wilayah Donggala dan sekitarnya.
“Kami bersyukur karena Pelabuhan Donggala sudah bisa beroperasi melayani kapal sehingga proses bongkar muat dan penyaluran bantuan bisa lebih cepat dan merata sampai ke warga di wilayah sekitarnya,” ujar Dirjen Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo di Jakarta hari ini (5/10/2018)
Menurutnya, saat ini Pelabuhan Pantolaon masih menjadi titik utama masuknya bantuan dari jalur laut. Untuk itu, Kemenhub perlu menyediakan alternatif lokasi lain yakni dengan memanfaatkan Pelabunan Donggala untuk sandar kapal-kapal yang akan melakuan bongkar muat di wilayah Donggala.
“Sebelum Pelabuhan Donggala tersebut dioperasikan, kami telah melakukan pengecekan fisik kesiapan dermaga untuk memastikan faktor keselamatan dan keamanannya, mengingat Pelabuhan Donggala ikut terdampak gempa yang menyebabkan kerusakan pada beberapa fasilitas pelabuhan, termasuk dermaga,” jelas Dirjen Agus.
Hasil cek fisik sementara menyatakan, dermaga Pelabuhan Donggala yang dapat digunakan saat ini memiliki panjang 80 meter, kedalaman pasang terendah 7 meter, kondisi kokoh dan siap digunakan.
Adapun Pelabuhan Donggala memiliki panjang dermaga (100 x 12) m2, trestle 1 ukuran (28 x 8) m2, trestle 2 ukuran (34 x 6) m2, causeway (8 x 8) m2, dan kedalaman -5 s.d. 10 mLws.
“Sebagai tindak lanjut pasca bencana ini, ke depan Kemenhub merencanakan akan merealokasi anggaran untuk perbaikan fasilitas pelabuhan yang terdampak gempa dan tsunami serta melakukan rehabilitasi pada fasilitas transportasi laut baik sarana dan prasarana agar fasilitas tersebut dapat segera berfungsi secara penuh,” kata Dirjen Agus.
Sementara itu, berdasarkan laporan yang diterima dari Nakhoda kapal patroli KN. Gandiwa sebagai contact point di Pelabuhan Pantoloan, saat ini situasi di Pelabuhan Pantoloan terpantau aman dan kondusif. Pada hari ini, terdapat beberapa kapal yang sandar di Pelabuhan Pantoloan, yakni KRI. dr. Soeharso yang rencananya akan bersandar selama 1 (satu) bulan di Pelabuhan Pantoloan untuk memberikan pelayaran medis, TB. Twin Sister, KM. Tonasa Line, AHTS Unggaran, dan kapal lainnya.
*KM. Sabuk Nusantara 97 Angkut Pengungsi Menuju Toli-Toli dan Buol*
Sementara itu, kapal perintis KM. Sabuk Nusantara 97 telah diberangkatkan pagi ini Jumat (5/10) dari Tarakan, dan rencananya akan tiba di Pelabuhan Pantoloan esok Sabtu (6/10) pukul 14.00 WITA. Nantinya, kapal tersebut akan diarahkan untuk mengangkut pengungsi dengan tujuan Toli-Toli dan Buol sesuai permintaan Bupati masing-masing.
“Kami mendapat informasi bahwa di Palu terdapat sekitar 500 pengungsi tujuan Buol. Oleh karenanya, kami menyediakan kapal KM. Sabuk Nusantara 97 yang bisa digunakan oleh para pengungsi menuju wilayah yang dituju,” tuturnya. (Syam S)