Pemain Avtur Baru Harus Produksi Dalam Negeri Atau Bertentangan Dengan Kebijakan Jokowi
Jumat, 06 Desember 2019, 19:44 WIB
BisnisNews.id -- Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria mengatakan, pemain avtur baru yang akan masuk ke Indonesia harus mampu memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk pesawat itu di dalam negeri. Langkah ini untuk mengurangi defisit minyak dan gas (migas), sekaligus mendukung program Pemerintah mengurangi defisit transaksi berjalan.
"Pemerintah harus tegas menolak pemain baru avtur jika tak bisa produksi avtur di dalam negeri," kata Direktur Puskepi, Sofyano Zakaria di Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Penegasan tersebut terkait dengan rencana dan penegasan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI (25/11). Dikatakan, Pemerintah tengah mencari cara untuk menurunkan harga avtur yang berpengaruh pada mahalnya harga tiket pesawat, salah satunya akan memasukkan kompetitor Pertamina dalam penjualan komoditas itu.
Sebagai pemain baru avtur, jelas Sofyano, maka hampir bisa dipastikan akan melakukan impor Avtur jika ingin pasok BBM untuk pesawat terbang itu. Jika itu dilakukan, maka bertentangan dengan program Pemerintah Jokowi untuk mengurangi defisit migas.
"Kalau dia tak mampu produksi dalam negeri maka sebaiknya ditolak saja. Selain itu, pemain baru itu beroperasi di bandara bandara kecil di seluruh NKRI," papar Sofyanp saat dikonfirmasi BisnisNews.id itu.
Jika prasyarat di atas, katanya menegaskan, tak mampu dipenuhi oleh pemain baru itu, maka harga avtur selama ini terkesan dan terbukti hanya jadi kambing hitam untuk alasan buat masuknya pemain baru avtur di Tanah Air.
Dalam kondisi seperti saat ini dan sekaligus sebagai upaya mengurangi defisit migas, menurut Sofyano, maka sudah saatnya pemerintah menetapkan Pertamina sebagai agregator BBM jenis solar dan avtur yang sudah bisa disediakan di dalam negeri karena terkait program B 30.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga mendukung upaya untuk mendatangkan operator penyalur avtur di Indonesia. Banyak perusahaan swasta yang berminat untuk menjadi penyalur avtur di Indonesia.
"Avtur ya enggak mungkin satu orang. Orang rebutan, banyak yang mau. Tinggal nanti Kementerian Perhubungan seleksi mana kira-kira yang memenuhi standar kita juga," kata Menko Luhur.
"Dengan banyaknya kehadiran operator penjual dan penyalur avtur biaya bahan bakar maskapai akan lebih efisien. Karena, maskapai bisa mempunyai pilihan saat membeli bahan bakar Avtur," kilah Luhut.
Harga Avtur Pertamina
Sementara, Direktur Utama PT Pertamina (Persero,) Nicke Widyawati, sebelumnya menyebut bahwa harga avtur yang dijual pihaknya masih tergolong kompetitif jika dibandingkan negara seperti Tokyo, Hong Kong, dan Singapura.
Avtur adalah produk BBM non subsidi. Dan Pertamina menjual avtur dengan harga international sesuai harga keekonokiannya.
Berikut daftar harga avtur yang bersumber dari data Pertamina per 1 Juli 2019:
• SHELL Narita Tokyo Rp15.879/liter
• SHELL Manila Rp13.233/liter
• SHELL Singapura Rp11.767/liter
• SHELL Hong Kong Rp10.953/liter
• Pertamina KNO (Kualanamu Medan) Rp9.960/liter
• SHELL Kuala Lumpur Rp9.813/liter
• SHELL Bangkok Rp9.568/liter
• Pertamina SUB (Juanda Surabaya) Rp9.474/liter
• Pertamina CGK (Soekarno-Hatta) Rp8.515/liter.(helmi)
