Pemerintah Gagap Hadapi Pertumbuhan Penumpang Angkutan Udara
Kamis, 02 Maret 2017, 15:26 WIB
" Analis Penerbangan yang juga pengajar di Universitas Gajah Mada, Arista Atmajati menilai pemerintah sudah sangat gagap melihat pertumbuhan penumpang angkutan udara. Pemerintah seperti orang baru bangun tidur, kaget dan bingung harus berbuat apa tentang infrastrutur, telebih sejak hadirnya maskapai berkonsep LCC "
Bisnisnews.id - Pemerintah dinilai masih sangat gagap menghadapi pertumbuhan pasar di sektor transportasi udara. Hal ini terlihat belum seimbangnya antara jumlah penumpang angkutan udara, armada yang tersedia dengan penyediaan terminal peumpang, apron dan landasan pacu pesawat (run way).
Meroketnya jumlah penumpang angkutan udara dan terus bertambahnya armada yang didatangkan maskapai penerbangan sudah sangat jelas terlihat sejak tahun 2000. Terutama setelah mulai merebaknya konsep penerbangan bertarif rendah atau low cost carrier (LCC).
Analis penerbangan dan akademisi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Arista Atmajati mengatakan, lahirnya maskapai LCC diluar dugaan pemerintah (regulator). Antara pertumbuhan penumpang udara dengan infrastruktur tidak seimbang alias jauh tertinggal.
Arista mencontohkan, misalnya Internasional Soekarno-Hatta yang diresmikan tahun 1986, disiapkan hanya menampung 30 juta/tahun, saat ini sudah 72 juta penumpang (over capacity).
Pemerintah baru mulai sadar dan menggenjot pembenahan infrastruktur di 2017 dengan melakukan perluasan sejumlah terminal, terutama terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. penambahan landasan pacu dan perpanjangan.
Sayangnya, pengembangan ini terganjal banyak masalah. Lokasinya yag sempit karena gerbang masuk ke ibu kota negara itu telah dikepung pemukiman dan tidak pernah diantisipasi sebelumnya. Terlebih akan membuat landasan pacu ke-tiga.
Kepadatan dan sulitnya melakukan pengembangan inilah, akhirnya muncul inisiatif dan direalisasikan membangun bandara baru di Kertajati Majalengka Jawa Barat, sebagai alternatif bila terjadi kepadatan akut di Soekarno-Hatta. Pemerintah juga mentargetkan 2019 bandara itu selesai dibangun dan dioperasikan.
"Kita semua tahu sebaran penumpang ke penjuru tanah air, 80 persen mauk melalui Soekarno-Hatta. Empat tahun mendatang, kepadatan sulit dihindari dan ini menjadi semakin mahal. Dampak lanngsug yang dirasakan calon penumpang ialah, tidak diterimanya pelayanan maksimal pengelola bandara yang sudah dibayarnya," kata Arista.
Ini adalah harga yang harus dibayar mahal. Terlebih sekarang, pihak PT Angkasa pura II telah mengalihkan sebagian penerbangan komersilnya ke Halim Perdanakusuma, yang kita ketahui, di bandara milik TNI AU itu kerapkali digunakan untuk kepentingan militer dan protokoler kenegaraan.
" Kita memang harus menunggu bandara Kertajati Majalengka dioperasikan 2019. Adalah jawaban atas keadaan darurat," jelasnya.
Selain terminal penumpang sudah sangat padat, akses ke Soekarno-Hatta sudah sangat terganggu. Karena jalan tol bandara yag semula disiapkan memperlancar calon penumpang menuju bandara Soekarno-Hatta kini bergeser menjadi milik pengembang, karena di sepanjang jalan itu dibuka pintu masuk/keluar (gate-in/out) dan pemerintah selalu mengamini.
Akhir Maret ini stasiun KA bandara di Soekarno-Hatta selesai, diharapkan ini menjadi solusi kemacetan. " Namun lumayan sejak bulan Agustus 2016 kesemrawutan Bandara Sukarno-Hatta mulai terurai dengan diresmikannya Terminal 3 Ultimate. Setelah itu akan dibangun run way ke-3, diikuti pengembangan KA Bandara dan MRT dari Manggarai ke Soekarno-Hatta," jelasnya.
Bandara Kertajati sebagai alternatif mengurai kemacetan Soekarno-Hatta telah dirancang sejak masa pemerintahan Susilo Bambang Ydhoyono (SBY). Kertajati akan dibangun dengan konsep bandara model Aerospacepark , bandara terintegrasi di Majalengka rencananya terintegrasi ada lapangan terbang , sekolah pilot , perumahan dan rumah sakit pegawai udara serta sekolahan untuk anak-2 pilotnya , menitu konsep di bandara Qatar , one stop shopping airport era modern terkini .Ambisi Jokowii
Salaah satu yang dilakukan ialah segera membangun 13 jalur rel kereta api yang terkoneksi ke bandara. Bisa jadi setelah sukses Kualanamu Sumatera Utara, bandara Soekarno-Hatta yang terkoneksi jalur Kereta Api segera menjadi kenyataan tahun 2017 ini. Seolah tidak mau kalah dengan pendahulunya (SBY), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam running text di sebuah teve swasta setelah kunjungan di Sabang Aceh, mencanangkan beberapa terobosan mengembangkan gairan bisnis penerbangan di Indonesia.
Transpotasi kereta api ii juga terus didorong untuk sejumlah bandara. Yaitu, Juanda Sidoarjo-Surabaya, Jogyakarta (Kulon progo), Padang, Palembang, Semarang, Denpasar, Makassar, Balikpapan , Banjarmasin, Bandung, Pekanbaru dan sejumlah bandara yang mempunyai kepadatan penumpang.
Kenyamanan penumpang udara yang sudah membayar tiket pesawat mahal memang patut diganjar dengan fasilitas yang memadai dan manusiawi, serta menciptakan moda transportasi yang bersinergi , darat dan udara-integrated.
Dengan banyaknya pesawat jenis turbo propeller ATR-nya juga Wings air, Garuda, Tri Nusa, Sky Aviation. dengan armada milik maskapai penerbangan kecil itu akan terhubung kota-kota ke Pinangsori, Gunung sitoli, Lhok shumauwe. Belum lagi rute-rute ke Medan-Padang, Batam, Banda Aceh, Pekanbaru, Palembang, Tanjung Karang, Bengkulu, Saumlaki, Langgur Pulau Kei, Meulaboh dan seterusnya. (Syam Sk)