Pemerintah Kembangkan Proyek Berkelanjutan Dengan Skema PPP
Selasa, 09 Oktober 2018, 19:39 WIBBisnisnews.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia mengembangkan 19 proyek bekelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang menggunakan skema kerja sama pemerintah dan swasta (public private partnership/PPP) untuk skala regional dan internasional.
Skema itu menjadi pelluang besar dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia. Pemerintah Indonesia, ungkapnya, terbuka untuk bekerjasama dengan negara-negara luar.
"Peluang untuk berinvestasi di sektor green infrastructure di Indonesia sangat terbuka lebar, contohnya di bidang transportasi, energi, perairan, pengelolaan limbah, dan aset lingkungan lainnya," katanya dalam forum Making the SDGs Everyone’s Business, rangkaian International Monetary Fund-World Bank Group Annual Meetings di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018) seperti dilansir Antaranews.
Bambang mengatakan, saat ini terdapat beberapa opsi untuk berinvestasi dalam green infrastructure. Seperti green bond, green sukuk, dan blended finance, yang ketiganya relevan dengan dampak sosial dan lingkungan yang akan diciptakan.
Bisnis-bisnis ini berkaitan dengan Tujuan 7 SDGs yakni akses ke energi, Tujuan 11 yaitu pembangunan berkelanjutan, dan Tujuan 9 yakni industri, inovasi, dan infrastruktur.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga telah mengembangkan skema kerja sama partnership for Indonesia sustainable agriculture (PISAgro) terkait Tujuan 8 berupa pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, Tujuan 10 yakni berkurangnya kesenjangan, tujuan 1 yaitu tanpa kemiskinan dan Tujuan 17 yakni kemitraan untuk mencapai tujuan.
Skema tersebut sudah berhasil mewujudkan 20 perusahaan swasta, bank, organisasi internasional, organisasi masyarakat sipil, koperasi dan sekitar 500 ribu petani yang didukung pemerintah lokal.
"Skema PISAgro tersebut juga sudah meningkatkan produktivitas sebesar 12 hingga 71 persen atau setara dengan 400 ribu hektar lahan pertanian dan menaikkan pendapatan sebesar 15 hingga 80 persen, sementara perusahaan swasta mendapatkan keuntungan dengan produk pertanian yang lebih baik dan suplai yang berkelanjutan," ujar Bambang.
Sebagai contoh implementasi bisnis berkelanjutan di Indonesia, Kementerian PPN/Bappenas baru saja meluncurkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Provinsi Jambi dengan menggunakan skema blended finance.
PLTMH tersebut dirancang untuk dapat menyediakan akses kelistrikan bagi empat desa terpencil, dengan 803 rumah tangga dan 4.448 orang.
Pembangkit tersebut adalah hasil kerja sama Kementerian ESDM, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Bank Jambi, dan United Nations Development Programme (UNDP).
Tipe kerja sama tersebut akan terus ditingkatkan dan memiliki prospek yang sangat baik, mengingat sesuai data World Giving Index 2017, Indonesia mendapat predikat the second most generous country.
"Untuk meningkatkan implementasi bisnis berkelanjutan, BAZNAS baru saja meluncurkan Fiqh Zakat on SDGs yang berperan sebagai pedoman bagi para filantropi muslim untuk mendukung TPB/SDGs. Indonesia sudah sepatutnya bangga karena skema tersebut adalah yang pertama di dunia dan harus menjadi salah satu referensi utama bagi kaum muslim dunia untuk mengimplementasikan TPB/SDGs," tutur Menteri Bambang.
Komitmen Indonesia dalam mengarusutamakan TPB/SDGs direalisasikan melalui Peluncuran Rencana Aksi Nasional TPB/SDGs yang dilangsungkan pada Juni 2018.
RAN SDGs adalah sebuah upaya yang melibatkan kolaborasi pemerintah, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, filantropi, dan akademisi yang secara bersama-sama, membahas kerangka kerja dan usaha bersama untuk mencapai indikator, target, dan gol SDGs dapat tercapai.
RAN tersebut didanai dari berbagai sumber, di antaranya publik domestik dan internasional dan sektor swasta domestik dan internasional.
Ada pula potensi pencampuran antara pendanaan publik dan swasta, termasuk sumber daya internasional dan domestik, dengan mengusung prinsip gotong royong untuk tujuan bersama.
Bambang menegaskan bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), sebagai komitmen ambisius dengan 17 tujuan, 169 target, dan 244 indikator.
Menurutnya, hal itu membutuhkan komitmen bersama untuk mewujudkan tujuan global akhir dalam mengentaskan kemiskinan, melindungi bumi, dan memastikan setiap orang memiliki kesempatan untuk merasakan perdamaian dunia dan kemakmuran yang sinergi dengan alam. (Syam S)