Bappenas: Masih Ada Gap Antara Suppply dan Demand Dalam Penyediaan SDM
Kamis, 12 Desember 2019, 05:30 WIBBisnisNews.id -- Deputi Bidang Sarana dan Prasarana (Sarpras) Bappenas, Kennedy Simanjutak, yang mewakili Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Kepala Bappenas) dalam paparannya dengan tema “Rencana Pembangunan Pendidikan Vokasi Nasional dalam mendukung Link and Match dengan Industri Transportasi”, mengatakan bahwa saat ini masih terdapat gap antara supply dan demand dalam penyediaan SDM di Indonesia, termasuk di sektor transportasi.
“Kondisi real saat ini masih terdapat gap antara supply dan demand dalam hal SDM, dimana bidang keahlian itu demand-nya tinggi namu supply-nya rendah, di operator antara supply dan demand masih lebih banyak supply-nya, jadi ada gap khususnya di SDM yang memiliki keahlian yang harus kita perbaiki di dalam pendidikan vokasi,” ungkap Kennedy dihadapan Kepala UPT dan pemangku kepentingan BPSDM Perhubungan di Jakarta.
Kennedy menilai bahwa Link and Match antara kebutuhan industri Transportasi dengan ketersediaan SDM Transportasi, sudah sangat baik, dimana hampir semua lulusan sekolah Vokasi Kementerian Perhubungan pada tahun 2018 terserap kerja.
“Khusus untuk perhubungan, saya nilai baik karena dari data yang kami milki, ternyata jumlah lulusan tahun 2018 sebanyak 3.800 hampir terserap semua dan yang belum terserap hanya 275 orang. Saya fikir ini juga dapat dibuktikan di pasar, oleh sebab itu saya mengusulkan, agar pendidikan vokasi di lingkungan perhubungan untuk diperbesar,” papar dia.
Menhub Budi Karya Sumadi juga menjelaskan, pengembangan SDM Transportasi ke depan sangat dibutuhkan dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan, yang saat ini tengah difokuskan dalam mengembangkan wilayah diantaranya prioritas Nasional sektor pariwisata. Mereka adalah lima Kawasan Strategis Pengembangan Pariwisata Nasional Bali Baru super prioritas, serta untuk mendukung pemerataan melalui percepatan pembangunan di kawasan 3T (terdepan, tertinggal, terluar).
“Dalam pelaksanaannya, perlu didukung dengan pengembangan SDM yang kompeten, dan dintegrasikan baik melalui pengarustamaan pembangunan SDM di dalam semua lini, pembangunan sarana dan prasarana transportasi, maupun di sektor-sektor prioritas nasional lainnya,” imbuh Menhub Budi.
"Pengembangan SDM Tranportasi saat ini harus disesuaikan dengan Era Globalisasi yang ditandai dengan modernisasi di segala bidang, kecepatan arus informasi dan perkembangan ekonomi digital atau dikenal dengan revolusi industri 4.0," urai Menhub Budi.
Sinergi Berbagai Pihak
Sementara, Kepala BPSDMP, Umiyatun Hayati Triastuti, mengungkapkan, Link and Match dalam pendidikan vokasi transportasi dapat diwujudkan dengan sinergi berbagai pihak dalam membangun SDM Transportasi. Masalah itulah yang dibahas dan hendak diwujudkan melalui Rakornis BPSDM tahun 2019 ini.
“Sinergi dalam Membangun SDM Transportasi untuk mewujudkan Transportasi Unggul Untuk Indonesia Maju dapat berjalan efeftif dengan adanya koordinasi dan kolaborasi yang harmonis antara BPSDM Perhubungan dengan Stakeholder terkait, seperti regulator, operator maupun sektor industri yang merupakan satu unsur yang saling terintegrasi satu sama lain,” papar Hayati mantap.
Menurutnya, dalam rangka membangun sinergi tersebut, maka dalam Rakornis ini BPSDMP mengundang beberapa pembicara yang berasal dari Stakeholder Transportasi, yaitu para pembina kepegawaian, direktorat teknis di lingkungan Kemenhub, akademisi dan praktisi sektor transportasi serta BUMN dan asosiasi sektor transportasi.
“Pada Rakornis ini BPSDM Perhubungan 2019 juga menghadirkan stakeholder terkait dari internal maupun eksternal yang diharapkan dapat memberikan informasi terkait isu aktual dan strategis terkait sektor SDM saat ini, sebagai acuan dalam mendesain pengembangan Sumber Daya Manusia Transportasi,” tandas Hayati.(nda/helmi)