Penerbangan Terancam Cybercrime, AirNav Indonesia Siapkan Tim Hacker
Kamis, 13 November 2025, 17:21 WIB
BISNISNEWS.id - Transformasi digital di sektor transportasi udara menghadapi musuh baru dan kerap mengganggu penerbangan. Serangan para penjahat siber (cybercrime) mulai merambah ke bandara, yang bukan saja menyerang maskapai internasional tapi juga domestik
Cybercrime umumnya melakukan kegiatan peretasan (hacking) dengan tujuan tertentu, seperti pencurian data (data breach), penipuan online (phishing), bahkan ada yang sengaja melakukan penyebaran virus.
Kendati diakui banyak pihak, saat ini serangannya di dalam negeri baru sebatas perubahan jadwal penerbangan, namun tidak menutup kemungkinan para penjahat siber itu akan menyerang sisi ruang udara di bagian navigasi pengaturan udara.
Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standar AirNav Indonesia, Capt. Nur Cahyo Purnomo membenarkan potensi ancaman itu.
Kekhawatiran tersebut, ungkapnya, menjadi sangat serius dan harus segera diantipasi dengan menyiapkan garda pengamanan khusus wilayah udara, yakni tim Cyber Security Insident Response Team (CSIRT).
Pasukan ini memiliki tugas pokok, menangani insiden dan serangan siber di lingkungan yang berdampak kepada sistem kenavigasian penerbangan.
Tim khusus yang memiliki keahlian teknis tertinggi di bidang komputer dan jaringan atau Hacker ini, ungkap Capt. Nur Cahyo Purnomo, diberikan pendidikan khusus, untuk mengamankan jaringan yang dimiliki AirNav Indonesia.
" Tim hacker yang kami kirim mengikuti pendidikan khusus ini adalah hacker yang bekerja untuk meningkatkan keamanan sistem, dari serangan hacker jahat yang akan membobol kita punya pertahanan," jelasnya.
Capt. Nur Cahyo menyebutkan, sejumlah langkah strategis yang dilakukan, menjadi bukti kehandalan pertahanan jaringan. " Berdasarkan evaluasi cyber security maturity level perum LPPNPI telah mencapai level 4. Kami berkolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN dalam pertukaran informasi ancaman dan pencegahan insiden siber," jelasnya.
Dalam dunia siber dikenal ada white hat hacker dan black hat hacker. " Hacker yang kami sekolahkan adalah hacker baik, sebagai garda terdepan melakukan pengamanan perangkat jaringan, sehingga pelayanan kenavigasian penerbangan tetap aman," ungkapnya.
Seperti diketahui, black hat hacker kerapkali melakukan peretasan (hacking) dengan motif jahat, yang kerjanya melakukan kejahatan. Tapi ada juga hacker yang bekerja berdasarkan pesanan misalnya mencuri data atau informasi rahasia, mencuri uang, menghancurkan sistem atau data serta ada pula yang menguji keamanan sistem sebuah lembaga atau perusahaan.
Bandara dan Maskapai Korban Hacker
Berdasarkan data, sejumlah bandara dan maskapai di dunia yang pernah menjadi korban hacker , diantaranya Amsterdam Schiphol.
Bandara Amsterdam Schipol ini menjadi target hacker yang menyamar sebagai maskapai penerbangan besar. Hacker tersebut berusaha mengelabui bisnis agar terlibat dalam komunikasi palsu dengan pemasok dan mitra.
Maskapai nasional Jepang, yakni Japan Airlines, sistemnya berhasil diretas, yang berakibat terjadinya delay atau penundaan penerbangan domestik dan internasional di bandara-bandara Jepang.
Peristiwa mengenaskan yang menimbulkan korban jiwa akibat Cybercrime atau black hat hacker menimpa bandara Internasional Muhammad Ali, Louisville, sebuah pesawat kargo UPS meledak dan jatuh setelah lepas landas, menewaskan tiga orang dan melukai 11 lainnya.
Cybercrime juga terjadi pada sejumlah lembaga pemerintah, perbankan dan penerbangan di Indonesia. Diantaranya, serangan Ransomware pada Bank Syariah Indonesia (2022) yang menyebabkan gangguan layanan. BRI pada 2021, menimpa data kartu kredit BRI Life. Data pelanggan BRI Life dikabarkan bocor dan dijual di internet.
Pada 2019 Bank Mandiri juga mengalami serangan phishing menargetkan beberapa nasabah Bank Mandiri. Pada 2016, maskapai Citilink diretas. Berdasarkan informasi pelakunya adalah remaja 19 tahun.
Selain itu, BPJS Kesehatan pada 2021 sempat mengalami kebocoran data. Pada 2019 peretasan juga dialami Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Situs KPU diserang oleh peretas yang mencoba mengubah data hasil pemilu.
(Syam)