Penurunan BBM Memicu Deflasi Sejumlah Komoditi, Sektor Transpo?tasi Masih Terbatas
Jumat, 01 Maret 2019, 12:17 WIBBisnisnews.id - Penurunan harga bahan bakar (BBM) non subsidi oleh Pertamina. seperti avtur tang diikuti penurunan tiket pesawat menjadi penyebab terjadinya deflas.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi di Februari 0,08 persen. BBM non subsidi yang menjadi konsumsi masyarakat pemilik kendaraan seperti jenis Pertamax, Pertamax Turbo.
Penurunan harga BBM non subsidi oleh Pertamina itu bervariasi. Misalnya Pertamax turun hingga Rp 800 per liter. Tentunya ini memiliki pengaruh signifikan terhadap komoditi lainnya, termasuk tarif transportasi.
Dari seluruh kelompok transportasi yang paling dominan ialah angkutan umum massal, seperti pesawat udara dan angkutan jalan raya, yang sebelumnya menjadi penyumbang
masing-masing 0,03 persen dan 0,01 persen.
Pergerakan harga di sektor transportasi komunikasi dan jasa keuangan terjadi inflasi 0,05 persen dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Jakarta, Jumat (1/3/2019) mengatakan penyumbang deflasi lainnya pada Februari 2019 ini adalah kelompok bahan makanan. Pergerakan harga di kelompok bahan makanan ini terjadi deflasi 1,11 persen.
Sedangkan komoditi bahan makanan penyumbag deflasi, seperti daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, ikan segar, wortel, dan jeruk.
Kemdati diakui, sejak penurunan BBM pertamjna pada 10 Februari 2019 tidak semua komoditi mengalami deflasi tapi ada juga yang inflasi. Sebjt saja seperti beras mi kering, mi instan, bawang putih.
Komoditi penyummbang inflasi itu terlihat kecil, yaitu 0,01 persen. Tapu secara umum deflasi yang disumbang bahan makanan tercatat 0,24 persen.
BPS memgumumkan, kelompok pengeluaran lainnya yang menyebabkan inflasi ialah makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau tercatat inflasi 0,31 persen dengan andil 0,06 persen.
Kemudian, kelompok pengeluaran sandang terjadi inflasi 0,27 persen dengan andil terhadap inflasi keseluruhan 0,01 persen. Pada kelompok pengeluaran kesehatan inflasi 0,36 persen dengan andil terhadap inflasi keseluruhan sebesar 0,01 persen.
Sedangkan kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga inflasinya 0,11 persen dan andil terhadap inflasi secara keseluruhan 0,01 persen. Kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar berikan inflasi 0,25 persen, dengan kontribusi terhadap inflasi secara keseluruhan 0,06 persen.
Secara keseluruhan di Indonesia terjadi deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan (mtm) pada Februari 2019. Pergerakan harga konsumen itu berbalik dari dinamika harga barang jika dibandingkan Februari 2018 yang infasi 0,17 persen (mtm) dan Februari 2017 yang inflasi 0,23 persen (mtm).
Dengan deflasi 0,08 persen di Februari 2019, maka secara tahun berjalan terjadi inflasi 0,24 persen hingga Februari 2019 (year to date/ytd) dan secara tahunan 2,57 persen (year on year/yoy).
Pesawat
Kebijakan penurunan BBM Pertamina jenis Avtur telah diikutu penurunan tarif penerbangan. Tarif tiket pesawat ini semoat ramai karena harganya berpindah agau nail dinatas 100 persen.
Meskipun harga tiket pesawat tidak melanggar tarif batas atas dan bawah, namun protes terus bergulir. Ditanbah lagi penghapusan free bagasi untuk penumpang kelas ekonomi.
Kamis (28/2/2019) secara bersamaan maskapai utama mengumumkan penurunan tiket pesawat hingga 40 persen dari tarif normal. Namun penurunan tarif itu tidak berlaku pada sekuruh rute dan hanya diberikan kepada rute tertentu atau masih sangat terbatas.
Sebjt saja seperti Gatuda Indonesia hanya menurunkan tarif ke rjte Jakarta Padang, Rp 9.99.999 dan hanya nerlaku sampai April. Demikian juga denga kelompok Sitiwijaya Air dan Lion Air.. Padahal harga avtur Pertamina sudah turun. (Syam S)