Perlu Cetak Biru Pengembangan SDM Profesional Bidang Migas di Indonesia
Senin, 22 Juli 2019, 10:21 WIBBisnisnews.id -- Masalah lingkungan dan energi hijau (green energy) ini sudah menjadi issu global, dan bangsa Indonesia tak bisa mengelak dari semua itu. Pelan tapi pasti, Indonesia juga harus menggunakan energi yang ramah lingkungan ini. Indonesia sejak sekarang harus menyiapkan cetak biru (blue print) pengembangan SDM untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan ke depan yang kian kompleks.
Konsekuensi dari semua itu, menurut mantan Komisoner BPH Migas itu, maka bangsa Indonesia termasuk kalangan perguruan tinggi serta BPSDM Kementerian ESDM. Untuk menyiapkan SDM profesional harus dilakukan "by design", direncanakan dan dilakukan sejak dini, tak bisa berjalan apa adanya.
"Sebagai lembaga yang menyiapakan SDM profesional di bisang migas, maka BPSDM ESDM harus mempunyai cetak biru pembangunan SDM sektor energi termasuk migas nasional," kata pakar migas dan akademisi berbagai perguruan tinggi Dr.Ibrahim Hasyim kepada Bisnisnews.id di Jakarta, kemarin.
Baca Juga
Badan Pengembangan SDM (BPSDM) Kementerian ESDM yang dipimpin IGN Wiratmaja Puja, dan membawahi Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, menurut Ibrahim, harus terus berusaha meningkatkan kualitas diklat untuk menghasilkan lulusan dan peserta didik serta menambah kapasitas mahasiswa yang mampu didiknya.
"Untuk merealisasikan energi mix, maka Kementerian ESDM melalui Dewan Energi Nasional (DEN) sudah mempunyai program dan rencana khusus dan periodik/ Implikasinya, harus segera disiapkan berapa besar kebutuhan SDM ahli di bidang energi, apa baurannya dan bagaimana mendidik dan menyiapkan calon SDM profesional tersebut," terang Ibrahim.
Masalah SDM profesional bidang energi ini, harus disiapkan melalui lembaga diklat baik perguruan tinggi umum atau lembaga diklat vokasi sektor energi di Tanah Air. Bidang keahlian energi khususnya migas butuh kemampuan/ skill khusus. Oleh karenanya, harus dipersiapkan mulai lembaganya, program diklat, dosen/ instruktur, taruna/ mahasiswa dan sebagainya.
Mantan anggota Komisoer BPH Migas itu menambahkan, menyiapkan SDM migas tak bisa dibiarkan semua berjalan apa adanya. "Perguruan tinggi seperti Akamigas Cepu, Akamigas Balongan dan lainnya harus mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas pendidikannya," kilah Ibrahim.
Dia menambahkan, calon SDM profesional di bidang energi masa depan harus disiapkan sejak sekarang. Harus ada kebijakan anggaran dan keberpihakan jelas untuk membangun SDM di bidang energi.
"Seperti disampaikan dalam visi Indonesia yang disampaikan Presiden Jokowi, adalah meningkatkan kualitas SDM. Ini momentum yang baik untuk mendidik dan menyiapkan SDM energi yang profesional itu harus dimulai dari sekarang," tegas Ibrahim Hasyim.
Sebagai salah satu alumni dan pernah dididik dan dibesarkan di Akamigas Cepu, menurut Ibrahim, dia tergerak dan siap ikut membantu mengajar di almamater tercinta itu. Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu harus makin baik dan bisa menghasilkan lulusan yang profesional dan siap bersaing di pasar global.
"Mulai smester I tahun 2019, saya akan ikut menyumbangkan ilmu dan pengalaman untuk mengajar di Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu. Saya akan menjadi salah satu tenaga edukatif di lembaga pendidikan khususnya migas yang dulu dibangun Pertamina itu," sebut mantan Pimpinan Pertamina Perkapalan itu lagi.
Dinamika industri serta keutuhan energi di masa depan makin berkembang. Intinya, semua harus makin baik, ekonomis dan mugas diperoleh dan digunakan. "Hanya dengan SDM profesional untuk bisa menyiapkan energi modern dan segala perangkat pendukungnya itu," tegas Ibrahim.(helmi)