PHE ONWJ Terus Kumpulkan Tumpakan Minyak dari Sumur YYA-1, Kini Mencapai 13.427 Barel
Senin, 26 Agustus 2019, 16:50 WIB
BisnisNews-- Minyak mentah yang keluar dari Sumur YYA-1 yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) di lepas pantai Karawang tidak stabil jumlahnya, karena kondisi kandungan minyak dari sumur tersebut dinamis. Namun jumlah tumpahan minyak yang terkumpul semakin bertambah.
"Hasil tangkapan semakin hari semakin banyak. Tapi data reservoar, yang saya pahami bahwa setiap hari produksi tidak pasti dan stabil. Passalna, karakter reservoar itu dinamis," kata Insident Commander Proyek YYA-1 PHE Taufik Adityawarman di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Dia mengatakan, jumlah minyak tumpahan minyak yang berhasil di tangkap di perairan Karawang Jawa Barat dan sekitarnya sejak 12 Juli 2019 sampai 25 Agustus 2019 fluktuatif, berkisar 600 barel sampai 700 barel. Dengan puncak produksi 1.000 barel per hari.
"Sedangkan total tumpahan minyak yang telah berhasil terkumpul mencapai 13.427 barel," kata Taufik saat memberikan up date penanaganan kasus sumur YYA-1 itu.
Menurut Taufik, berbagai cara telah dan akan ditempuh Pertamina untuk mempercepat penanganan tumpahan minyak, termasuk menggunakan tenaga kerja asing.
"Sebagaimana pernah kita sampaikan bahwa segala daya upaya kita akan kerahkan untuk bisa percepat proses spill combating atau recovery. Adanya resource luar negeri benar ada," papar pejabat Pertamian tersebut.
Kini, pencemaran minyak itu menyebabkan hasil tangkapan ikan para nelayan setempat menurun dan merusak hutan bakau fi sekitar Muara Beting. Dampak negatif itulah yang terus diupayakan pihak PHE ONWJ untuk mengatasinya.
Sebelumnya, manajemn PHE ONWJ mendapat bantuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), untuk mengoptimalkan penanganan tumpahan minyak di sekitar sumur YYA-1.
Dibantu TNI/Polri dan Masyarakat
VP Relations PHE, Ifki Sukarya mengatakan, keduanya, baik TNI dan Polri menerjunkan jajarannya dari berbagai wilayah untuk dapat membantu penanganan secara cepat tumpahan minyak di laut maupun darat.
Proses Pendataan Korban Terdampak Tumpakan Minyak dari Sumue YYA-1 sudah mencapai 90%. Jika target berjalan lancar, maka tanggal 8 Oktober 2019 mendatang sumur YYA-1 akan bisa ditutup dan sumur pengganti disebelahnya bisa dioperasikan.
Dari Sumur YYA-1 tersebut, diproyeksikan bisa mencapai puncak produksi sebesar 3.000 barel minyak per hari. Tapi sebelum sumut itu dioperasikan, keburu bocor dan sampai kini masih dalam proses penanganan baik proyek di lapangan atau dampak sosial ekonomi yang ditimbulkannya di masyarakat.(helmi)