Pilot Project Buy The Service, Armada dan Infrastruktur di Jalan Harus Dilengkapi
Senin, 02 September 2019, 17:11 WIBBisnisNews.id -- Direktur Angkutan Jalan (DAJ) Ditjen Perhubungan Darat (Hubdat) , Kemenhub Ahmad Yani mengatakan, tahun 2020 mendatang akan dilakukan uji coba angkutan umum dengan sistem buy the service. Uji cpba ini akan diterapkan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Medan, Palembang, Yogyakkarta. Solo dan Denpasar Bali.
Membangun angkutan umum degan sistem buy the service dinilai sebagai opsi terbaik, dengan mensinergikan antara operator swasta dengan APBN/ APBD di Indonesia. Armada bus disiapkan oleh operator, dan Pemerintah melalui APBN/ APBD membeli layanan yang diberikan, sesuai jumlah penumpang yang diangkut.
"Pembangunan angkutan umum sudah mendesak dilakukan termasuk di Denpasar Bali. Hal itu guna memperbaiki pelayanan kepada warga masyarakat dan wisatawan, sekaligus upaya mengurangi kemacetan lalu lintas yang kian parah," kata Ahmad Yani pada acara pembekalan teknis di Denpasar, Bali, Senin (2/9/2019).
Jika kemacetan di Bali ta segera diatasi, lanjut dia dikhawatirkan wisatawan tak lagi tertarik datang ke Bali dan juga objek wisata unggulan lainnya di Tanah Air. "Bali menjadi salah satu pilot project buy the service karena layanan angkutan umum di wilayah ini perlu segera dibenahi dan ditingkatkan," jelas Ahmad Yani menjawab BisnisNews.id.
Dikatakan, kinerja angkutan umum dan peningkatakan kualitas pelayanan umum serta perbaikan kualitas lingkungan harus makin baik. Semua itu menjadi latar belakang utama membangun angkutan umum dengan ospi buy the service ini.
Selain itu, papar dia, angkutan umum ke depan harus makin baik, safety minded dengan pelayanan yang baik dan memuaskan. "Oleh karena itu, BRT termasuk di Bali harus dilengkapi GPS (global potitioning system), serta penerapan e-ticketing untuk memanfaatkan space angkutan umum yang akan disiapkan nanti.
"Dengan GPS ini, posisi dan pergeraan kendaraan bisa dipantau dan dikendalikan. Perilaku awak angkutan dalam melayani masyarakat bisa dilihat dan dikendalikan dari operation centre masing-masing PO," sebut Ahmad Yani.
Untuk melayani angkutan umum dengan buy the service ini, menurut Ahmad Yani, infrastruktur dan fasilitas pendukungnya juga harus dilengkapi. "Kendaraan bus, halte dan sarana pendukungnya juga harus ramah difabel. Ini mutlak ada karena merupakan amanah UU LLAJ," kilah Ahmad Yani.
Menjelang penerapan sistem buy the service nanti, terang Ahmad Yani, ada beberapa hal yang mendesak dibangun di Denpasar, dan juga kota--kota besar lain yang menjadi pilot project buy the service ini. Mereka itu antara lain:
Pertama, pembangunan halte, dapat berupa bus stop, bik eksisting atau kerja sama dengan swasta. Kedua, melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Ketiga, melakukan push strategi, seperti pembatasan kendaraan, penerapan melalui ganjil-genap, atur waktu (bus priority, parking area) atau kebijakan lain.
Keempat melakukan survey pemanfaatan program (direkomendasikan kepada Dishub),
Selain itu, aku Ahmad Yani, pihakya juga Pemerintah Daerah butuh saran dan masukan mengenai trayek yang perlu diterapkan buy the service dan memilii headway sebanyaknya 10 menit.(helmi)