PNBP Sektor ESDM 2019 Hanya Tercapai 81%, Ini Alasannya
Sabtu, 11 Januari 2020, 07:49 WIBBisnisNews.id -- Sektor ESDM mampu menyumbang PNBP ke kas negara sebesar Rp172,9 triliun atau 81% dari target di tahun 2019 silam. Penerimaan di bawah target (Rp 214,3 triliun) terjadi karena perbedaan asumsi ICP maupun kurs rupiah terhadap dolar AS.
"Asumsi ICP USD70 per barel, sedangkan realisasinya hanya USD62,37 per barel, juga asumsi kurs Rp15.000 per USD realisasinya Rp14.102 per USD. Adapun target PNBP 2020 sebesar Rp181,7 triliun, " ujar Mineral ESDM Arifin Tasrif beserta jajarannya di Jakarta.
Dikatakan sektor ESDM merupakan sektor terbesar penyumbang PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) Nasional, terdiri dari PNBP Migas, Mineral dan Batubara, EBTKE dan lainnya seperti DMO Migas, pendapatan jasa pengembangan SDM, jasa pendidikan dan BLU jasa litbang.
Untuk investasi di sektor ESDM, lanjut Menteri Arifin, tercatat tahun 2019 mencapai USD31,9 miliar atau 96% dari target USD33,4 miliar yang terdiri dari subsektor migas USD12,5 miliar; ketenagalistrikan sebesar USD12,0 miliar; minerba USD5,9 miliar dan EBTKE sebesar USD1,5 miliar.
Sementara, kata Menteri Arifin, Investasi di tahun 2020 ditargetkan meningkat menjadi USD35,9 miliar. Dengan harapan bisa mendorong menggairahkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
"Subsidi energi realisasinya tahun 2019 lebih rendah dibandingkan alokasi APBN sebesar Rp160 triliun yakni sebesar Rp135,4 triliun. Sedangkan pada tahun 2020 subsidi energi dianggarkan sebesar Rp125,3 triliun," lanjut Arifin.
Terkait dengan pelaksanaan Anggaran Kementerian ESDM 2019, Menteri Arifin menekankan bahawa sebagian besar digunakan belanja infrastruktur untuk rakyat. "Realisasi anggaran tahun 2019 sebesar 91,70% dari pagu total Rp5,17 triliun. Realisasi Tahun 2019 merupakan realisasi terbesar selama 10 tahun terakhir."
Di samping itu, menurut Arifin, kinerja pengelolaan anggaran juga semakin baik ditandai dengan nilai SMART sebesar 87,35 (lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 73,60) dan capaian nilai IKPA sebesar 97,04 (lebih tinggi dari rata- rata nasional sebesar 93,97).
Sementara, laporan keuangan KESDM mendapat predikat WTP dari BPK selama 3 tahun berturut-turut," tandas Arifin.(helmi)