Prancis Dan Lima Negara Lainnya Berisiko Alami Defisit
Rabu, 22 November 2017, 21:54 WIBBisnisnews.id - Uni Eropa memperingatkan Rabu 22 November bahwa Prancis dan lima negara lainnya berisiko melanggar peraturan pengeluaran publik, menambah tekanan pada Presiden Emmanuel Macron untuk mendorong reformasi.
Brussels juga prihatin atas utang pemerintah Italia yang tinggi dalam ekonomi terbesar zona euro ketiga, yang terpukul sektor perbankannya.
Peringatan anggaran datang saat Macron mencoba mendorong maju program reformasi yang bertujuan untuk melakukan reboot zona euro setelah voting Brexit.
Namun rencananya berisiko terhenti setelah jatuhnya pembicaraan koalisi di Jerman dan menempatkan posisi Kanselir Angela Merkel, salah satu sekutu penting Macron, dalam bahaya.
"Pesan utama ke Prancis adalah pentingnya koreksi defisit yang berlebihan tahun ini," Valdis Dombrovskis, wakil presiden komisi yang bertanggung jawab atas euro, mengatakan kepada AFP.
Belgia, Italia, Austria, Portugal dan Slovenia juga dinilai oleh Komisi Eropa berisiko mengalami defisit.
Prancis telah lama berada di persimpangan Uni Eropa karena defisit, namun sebelumnya bersikeras bahwa penekanannya harus pada pertumbuhan daripada memotong pengeluaran.
Namun, Macron telah berjanji untuk mengurangi belanja publik berlebihan lewat reformasi dan pemotongan anggaran. Anggota parlemen Prancis menyetujui anggaran tahunan pertamanya.
Aturan Uni Eropa yang diadopsi sejak krisis keuangan global 2008 memberi Brussels meningkatkan kekuatan pengawasan untuk memastikan negara anggota memenuhi target defisit kurang dari 3,0 persen dari produk domestik bruto. (marloft)