Progres Pembangunan Pelabuhan Transhipment Gorontalo Capai 65 Persen, Pertama di Indonesia Timur
Senin, 05 Mei 2025, 23:23 WIB
BISNISNEWS.id - Progres pembangunan pelabuhan transhipment atau pelabuhan alih muat di Gorontalo, yang menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek telah mencapai 65 persen.
Skema KPBU Pelabuhan Anggrek inu menggunakan model Build-Operate-Transfer (BOT) dengan masa konsesi 30 tahun,
Ini adalah pelabuhan transhipment pertama di Indonesia Timur yang digarap dengan pola kerja sama pemerintah dan swasta.
Pelabuhan Anggrek ini nantinya akan berperan penting dalam memfasilitasi perpindahan barang, khususnya peti kemas, dari kapal besar ke kapal-kapal feeder untuk didistribusikan ke pelabuhan-pelabuhan pengumpul lainnya di Kawasan Timur Indonesia.
Pelabuhan ini akan terhubung dengan pelabuhan-pelabuhan strategis seperti Makassar, Bitung, Ternate, Sorong, serta pelabuhan besar di Indonesia bagian barat.
Proyek yang digarap kontraktor utama PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) dengan nilai investasi atau CAPEX sebesar Rp 1,4 triliun ini merupakan salah satu proyek strategis untuk memperkuat konektivitas logistik di Kawasan Timur Indonesia.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, mengatakan bahwa pembangunan Pelabuhan Anggrek yang digarap Hutama Karya terbagi menjadi dua area utama, dengan progres pekerjaan sisi laut telah mencapai 85 persen sementara sisi darat masih sekitar 30 persen..
“Untuk sisi laut, pekerjaan utama yang telah diselesaikan mencakup pembangunan struktur dermaga, trestle (jalan akses), serta pekerjaan pemancangan dan proteksi pantai. Dengan capaian tersebut, kami optimis dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan sisi laut pada akhir bulan Agustus mendatang. Sementara untuk sisi darat, proyek masih menghadapi tantangan terkait proses pembebasan lahan yang menjadi kunci percepatan konstruksi,” ujar Adjib.
Pelabuhan Anggrek didesain dengan berbagai fasilitas modern yang mendukung kegiatan bongkar muat, termasuk dermaga baru yang mampu menampung hingga tiga kapal besar secara bersamaan, area penampungan kontainer seluas 19.000 meter persegi, depo empty seluas 9.700 meter persegi, area pergudangan, perkantoran, dan area pengelolaan limbah.
Secara keseluruhan, Pelabuhan Anggrek dirancang dalam area pengembangan seluas 4,8 hektar dari total luas 9,3 hektar sesuai Rencana Induk Pelabuhan.
Adjib menyampaikan bahwa pelaksanaan konstruksi dilakukan Hutama Karya tanpa mengganggu operasional layanan dermaga eksisting yang berjalan seperti biasa.
Pembangunan proyek ini juga menggunakan produk dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar selama fase konstruksi.
“Pengembangan Pelabuhan Anggrek akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi di Provinsi Gorontalo dan kawasan sekitarnya. Dengan kapasitas sekitar 30.000 sampai 35.000 TEUs per tahun, biaya logistik diperkirakan dapat turun hingga 15-25 persen dibandingkan sebelumnya. Ini akan meningkatkan daya saing komoditas lokal seperti jagung, ikan, dan hasil perkebunan serta menciptakan sekitar 500 hingga 700 lapangan kerja baru, baik langsung maupun tidak langsung,” jelas Adjib.
Hutama Karya berperan sebagai kontraktor utama konstruksi dengan keterlibatan penuh dalam pelaksanaan fisik proyek, sementara PT Gotrans Logistic International dan PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic terlibat dalam konsorsium.
Setelah beroperasi penuh nantinya, Pelabuhan Anggrek akan melayani rute-rute utama seperti Anggrek-Makassar-Surabaya, Anggrek-Bitung-Ternate-Sorong, serta menghubungkan Gorontalo dengan pelabuhan-pelabuhan utama nasional.
(Syam)