Proyek Kereta Api Semi Cepat Jakarta - Surabaya Selesai 2020
Minggu, 03 Juni 2018, 19:32 WIBBisnisnews.id - Proyek prasarana kereta api semi cepat ruas Jakarta - Surabaya senilai Rp 80 triliun yang memiliki kecepatan rata-rata 140 km per jam dihaeapkan selesai 2020.
Dengan kecepatan 140 km/ jam, kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, waktu tempuh Jakarta - Surabaya dapat lebih cepat menjadi 5,5 jam dari sebelumnya sekitar 11 jam.
"Sekarang kita sedang membuat kualifikasi prasarana yang baik, Insya Allah dua tahun lagi kita punya prasarana yang bagus dari Jakarta ke Surabaya dengan kecepatan rata-rata 140 km/jam. Jadi Jakarta-Surabaya bisa ditempuh dalam waktu 5,5 jam," jelas Menhub, usai melakukan peninjauan kesiapan Sarana dan Prasarana Angkutan Lebaran 2018 di Stasiun Gambir, Minggu (3/6/2018) bersama Direktur Utama PT. KAI Edi Sukmoro, Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri serta pejabat di lingkungan Ditjen Perkeretaapian.
Pra studi yang dilakukan Japan International Cooperation Agency (JICA) kata Menhub Budi selesai pekan depan. Pembiayaan royek padat modal tersebut ungkapnya menggunakan skema pendanaan loan dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
"Skema pendanaan adalah kombinasi loan dengan KPBU. Progressnya, minggu depan saya akan menerima finalisasi pra-studi dari JICA," kata Menhub Budi,
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebelumnya berharap nilai proyek yang ditawarkan JICA dapat diturunkan dari Rp 80 triliun menjadi Rp 60 triliun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat itu mengatakan, pemerintah tetap fokus supaya investasi kereta apu semi cepat Jakarta-Surabaya dalam koridor keterjangkauan pemerintah.
Selain JICA, pemerintah juga mengkaji tawaran Japan Bank International Cooperation (JBIC) untuk mendapatkan nilai investasi lebih murah. Dalam mewujudkan proyek tersebut, pemerintah menyiapkan skema kerja sama jika JBIC menawarkan nilai investasi lebih murah dari JICA.
Kerja sama Business to Business (B to B) itu dapat dilakukan antara swasta Jepang dengan swasta Indonesia, atau swasta BUMN. Namun, sekarang masih dalam koridor kerja sama pemerintah Indonesia dengan Jepang.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, sulit memperkecil nilai investasi pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Kalau pemerintah tetap memaksakan penghematan, akan banyak yang dikorbankan seperti perjalanan kereta eksisting.
Apresiasi
Terkait persiapan angkutan mudik lebaran, Menhub Budi mengapresiasi PT Kereta Api Indonesia karena telah memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat.
"Saya mengapresiasi Kereta Api Indonesia karena level of service-nya bagus sekali. Rata-rata masyarakat puas menggunakan kereta api karena tarifnya relatif murah, aman, dan nyaman. Kerja ini harus ditingkatkan dan harus konsisten terutama saat hari-hari mendekati lebaran ini," terang Menhub.
Menhub juga mengajak masyarakat dan seluruh stakeholder untuk mencapai hal tersebut. Salah satunya dengan menciptakan tarif dalam batas normal bagi masyarakat.
"Tadi saya cek tidak ada tarif yang naik, relatif dalam tarif normal. Kalau ada berita yang mengatakan harga tiket tinggi itu tidak benar. Contohnya, tadi di sini saya lihat harga tiket Jakarta-Klaten seharga Rp 600 ribu. Itu masih suatu tarif yang normal," imbuh Menhub.
"Saya juga minta kepada PT Kereta Api Indonesia, semua operator bandara, bus, jangan mengambil untung berlebihan. Saya harap sesuai dengan dalam batas atas tertentu itu tidak masalah. Masyarakat akan lebih senang lagi bila tarifnya tidak terlalu tinggi," tambah Menhub.
Menhub mengungkapkan akan melakukan perbaikan serta peningkatan lagi terutama mengenai sistem online ticketing.
"Saya tadi beri catatan mengenai sistem online apabila saat peak season atau saat seminggu sebelumnya seringkali kesulitan saat ingin cetak tiket. Ini bandwidth-nya harus dilebarkan agar menjadi lebih baik," tutup Menhub. (Syam S)