Prsiden Jokowi Lepas Kapal Raksasa CMA CGM
Selasa, 15 Mei 2018, 20:03 WIBBisnisnews.id - Presiden Joko Widodo melepas ekspor menggunakan kapal kontainer raksasa dari Pelabuhan Tanjung Priok yang mengangkut berbagai komoditas dari Indonesia ke mancanegara.
Kapal CMA CGM Tage yang melayani rute langsung atau direct call bertolak dari Terminal Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Selasa (15/5/ 2018) menuju tujuan akhir Los Angeles, Amerika Serikat.
Kapal layanan Direct Call CMA CGM Tage yang berlabuh Minggu (13/5) ini memiliki kapasitas sekitar 10.000 TEUs. Kapal berbobot 95.263 GT (Gross Tonnage) dengan ukuran panjang 300 meter ini merupakan satu dari beberapa kapal raksasa, yang kini secara rutin berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Pelepasan kapal raksasa ini juga direncanakan dihadiri oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini M. Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Utama IPC Elvyn G. Masassya, dan Chief Executive Officer CMA CGM Farid Belbouab. Dalam kesempatan tersebut, Presiden sempat berbincang dengan Nahkoda Kapal CMA CGM Tage, Capt. Srdan Vukcevic.
Direktur Utama IPC, Elvyn G. Masassya menegaskan, Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk menjadi poros maritim dunia. “Keberadaan kapal-kapal terbesar di dunia ini menunjukkan bahwa IPC siap mengelola pelabuhan bongkar muat terbesar di Indonesia. Didukung dengan IT System dan peralatan modern yang ada, kami bekerja seefektif dan seefisien mungkin mendukung peningkatan ekspor,” ujarnya
Selain kapal CMA CGM Tage, ada beberapa kapal besar (mother vessel) yang rutin berlabuh di Tanjung Priok, seperti generasi Post – Panamax APL Salalah dan Vessel Pelleas. Bahkan kapal APL Salalah memiliki kapasitas di atas 10.000 TEUs, dengan bobot hampir 130 ribu GT, dan panjangnya mencapai 347 meter. Rute layanan langsung atau direct-call yang ditawarkan antara lain tujuan Eropa Utara, pantai barat Amerika Serikat, dan Intra-Asia.
Menurut Elvyn, kapal-kapal ukuran raksasa tersebut menawarkan layanan angkutan barang yang lebih kompetitif dan waktu pengiriman lebih cepat, sehingga berpotensi meningkatkan daya saing produk–produk ekspor Indonesia, khususnya di Amerika Serikat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca peragangan Indonesia pada 2017 surplus sebesar 11,84 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan surplus pada 2016, yang sebesar 9,53 miliar dolar AS. Surplus neraca perdagangan pada 2017 menunjukkan level tertinggi sejak 2013 dan 2014 yang mengalami defisit, dan kemudian kembali surplus pada 2015 dan 2016. (Rayza)