Rapat Dengan Komis V DPR, Dirut Garuda Indonesia Laporkan Kondisi Riil Perusahaan
Rabu, 29 April 2020, 13:08 WIBBisnisNews.id -- Industri penerbangan di seluruh dunia kena impact dratis dari pandemi Corona (covid-19), termasuk maskapai Garuda Indonesia. Satu hal yang tidak disukai tentu saja dan aktivitas kita terdampak langsung dan cukup signifikan.
Demikian disampaikan Dirut Garuda Indonesia Irfan Saputra dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR secara daring, Rabu (29/4/2020).
Hadir dalam rapat kerja Komisi VI antara lain, Dirut Garuda Indonesia, Dirut KAI Edi Sukmoro, Dirut ASDP Ira Puspadewi dan dan Dirut Pelni Insan P.Lumban Tobing.
Dirut Garuda Indonesia melanjutkan, kuartal I 2020 memang terjadi naik turun pada penerbangan nasional. Namun, pada kuartal I ini dipengaruhi dampak penurunan penerbangan ke China, ada 13 penerbangan ada semeinggu.
"Impac besar juga adalah penutupaan penerbangan dari dan menuju Saudi Arabia, disusul keputusan menghentikan layanan ibadah Umroh. Garuda Indonesia sempat dalam 10 hari terbang ke Jeddah maupun Madinah, berangkat kosong pulang penuh," kata Irfan lagi.
Dia melanjutknya, Garuda juga sempat memberangkat jamaah Umroh pagipagi hampir ditolak Pemerintah Saudi Arabia, sebelum akhirnya berhasil diterima. "Tapi hampir 10 hari berangkat kosong pulang penuh," jelas orang nomor satu di Garuda Indonesia itu.
Dia menduga, penurunnan volume penerbangan ini akan berlanjut sampai Mei 2020. Penurunan akan dratis menjelang Lebaran dan penurunan dratis dibandingkan hari biasa atau Lebaran tahun sebelumnya.
Kondisi suram ini terjadi beberapa waktu lalau karena terbitnya Permenhub No.25/2020 tentang Pembatasan Transportasi Dalam Rangka Membatasi Penyeberan Covid-19 di Indonesia. "Saat ini, pesawat Garuda Indonesia hanya terbang untuk melayani angkutan kargo. Sedang penumpang stop sama sekali," terang Irfan.
Sebanarnya, aku dia, Garuda Indonesia komit untuk terbang ke Jepang, Amsterdam, Korea dan Australia. Garuda terus upayakan untuk internasional terbang seminggu sekali.
Namun Permenhub No.25//2020 memaksa menghentikan hampir seluruh penerbangan domestik kecuali logistik. "Sementara, Garuda Indonesia tidak mempunyai penerbangan khusus kargo.
"Jadi, kita pada saat itu merubah rute untuk rute kargo. Hari ini (Rabu,29/4/2020) kita terbangkan 26 pesawat khusus kargo. Kita terpaksa harus merubah bisnis model untuk menyikapi dinamika yang terjadi sekarang," tegas Irfan.(ari/helmi)