Rudal Diluncurkan Yaman, Saudi Tuduh Iran Lakukan Agresi

Media Houthi melaporkan bahwa pemberontak telah menembakkan rudal balistik (EPA)

Bisnisnews.id - Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menuduh Iran melakukan agresi militer langsung dengan memasok rudal ke pemberontak di Yaman.

Ini dapat dianggap sebagai tindakan perang, media pemerintah mengutip pangeran tersebut saat menelepon Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson.

Pada hari Sabtu 4 November, sebuah rudal balistik dicegat di dekat ibukota Saudi.

Iran membantah mempersenjatai gerakan Houthi, yang memerangi koalisi pimpinan-Saudi dan mendukung pemerintah Yaman.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pada hari Senin 6 November bahwa perang agresi Arab Saudi dan intimidasi regional mengancam Timur Tengah.

Media yang berpihak pada Houthi melaporkan bahwa pemberontak telah menembakkan rudal balistik Burkan H2 ke Bandara Internasional Raja Khaled, yang berjarak sekitar 850km dari perbatasan Yaman dan 11km timur laut Riyadh, pada Sabtu malam.

Media Saudi melaporkan bahwa rudal pertahanan mencegat rudal tersebut, namun beberapa fragmen rudal jatuh di dalam area bandara. Tidak ada korban yang dilaporkan.

Human Rights Watch mengatakan peluncuran rudal sembarangan di bandara yang didominasi penduduk sipil merupakan kejahatan perang yang nyata.

Kantor Berita resmi Saudi melaporkan pada hari Selasa 7 November bahwa Boris Johnson telah menyatakan kecamannya atas peluncuran rudal balistik oleh milisi kudeta Houthi dan menegaskan pendirian Inggris dengan kerajaan Arab Saudi dalam menghadapi ancaman keamanan.

"Pangeran mahkota tersebut menekankan bahwa keterlibatan rezim Iran dalam memasok rudal ke milisi Houthi dianggap sebagai agresi militer langsung oleh Iran dan dapat dianggap sebagai tindakan perang melawan kerajaan tersebut," tambahnya.

Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pada hari Senin 6 Novemmber bahwa Hizbullah Lebanon juga terlibat.

"Itu adalah rudal Iran yang diluncurkan oleh Hizbullah dari wilayah yang diduduki oleh orang-orang Houthi di Yaman," katanya dikutip dari BBC. (marloft)