Salah Re-Tweet, May Tegaskan Hubungan AS-Ingggris Tetap Baik
Jumat, 01 Desember 2017, 08:47 WIBBisnisnews.id - Perdana Menteri Theresa May mengulangi Kamis 30 November bahwa Presiden AS Donald Trump salah men-retweet video anti-Muslim yang diposting oleh kelompok sayap kanan Inggris, namun menekankan bahwa hubungan khusus AS-Inggris akan bertahan.
Kecaman awal May memicu teguran luar biasa dari pemimpin AS, yang mengatakan kepadanya di Twitter: "Jangan fokus pada saya, fokuskan pada Terorisme Radikal Islam yang merusak sedang terjadi di Inggris."
Berbicara kepada wartawan saat melakukan perjalanan ke Yordania, perdana menteri berdiri teguh, mempertahankan rekornya dalam menangani ekstremisme, termasuk oleh sayap kanan sambil menekankan kekuatan hubungan Inggris-AS.
"Saya sangat jelas bahwa retweeting dari Britain First adalah hal yang salah untuk dilakukan," kata May dikutip dari AFP, menggambarkan kelompok tersebut sebagai organisasi kebencian yang berusaha untuk memecah.
Tapi dia menekankan bahwa Inggris dan Amerika Serikat memiliki hubungan khusus jangka panjang, "ini adalah hubungan abadi karena berada dalam kepentingan kedua negara kita".
Re-tweet Trump dari kelompok kecil dengan sikap agresif anti-Muslim telah menarik reaksi keras di Amerika Serikat dan di Inggris, di mana ada seruan agar kunjungan kenegaraannya dibatalkan.
Gedung Putih mengklaim bahwa sisi lain retweeting adalah Trump telah meningkatkan perdebatan tentang keamanan.
"Saya pikir apa yang dia lakukan adalah meningkatkan pembicaraan untuk masalah dan ancaman nyata, dan itu adalah kekerasan dan terorisme yang ekstrem," kata sekretaris pers Sarah Sanders.
Walikota London Sadiq Khan, yang telah terlibat dalam serangkaian pertengkaran Twitter Trump, mengatakan bahwa tindakan presiden tersebut adalah pengkhianatan hubungan khusus antara kedua negara. (marloft)