Sinergi Lebih Dekat Dibutuhkan Antara Bandara Dan Maskapai
Jumat, 09 Juni 2017, 00:01 WIBBisnisnews.id - Bandara dan maskapai penerbangan adalah mitra alami. Mereka unggul dalam koordinasi untuk mendapatkan jutaan pelanggan. Namun, mereka tidak bekerja sama dengan baik di bidang lain yang dapat meningkatkan pendapatan, menurunkan biaya, meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Tekanan yang kuat pada bandara dan maskapai penerbangan di seluruh dunia, mencakup masalah geopolitik, masalah keamanan, meningkatnya persaingan dan kebutuhan untuk menurunkan biaya, kedua mitra ini harus menjadikan sinergi sebagai prioritas utama.
Ada empat area utama di mana bandara dan maskapai penerbangan dapat bekerja sama dengan biaya inkremental yang relatif terbatas seperti penjualan; program loyalitas; program digitalisasi gabungan; pengembangan real estat yang dan operasi hub yang lebih baik.
Bandara dan maskapai penerbangan harus bekerja untuk memecahkan masalah mendasar seperti menjual lebih banyak produk ritel kepada jutaan penumpang. Di pesawat ada waktu untuk berbelanja namun persediaan terbatas, dan di bandara seringkali sedikit waktu untuk berbelanja tapi banyak stok.
Untuk membuat belanja lebih nyaman, bandara dan maskapai penerbangan bisa mengintegrasikan saluran penjualan barang ritel. Ada tiga cara untuk melakukannya: pesawat terbang ke gerbang, dimana browsing produk lalu pembelian dilakukan di bandara tujuan dan dikirim ke gerbang kedatangan oleh staf bandara.
Cara lain, antar pesawat terbang. Caranya mirip dengan pesawat terbang ke gerbang, hanya kali ini staf bandara mengirimkan barang ke gerbang transit penerbangan penghubung. Cara ketiga adalah rumah ke gerbang, dimana browsing dan pembelian produk dilakukan saat masih di rumah dan dikumpulkan gerbang keberangkatan.
Saluran penjualan bersama ini dapat meningkatkan penjualan komersial bandara sebesar 10 sampai 20 persen, sementara maskapai penerbangan dapat meningkatkan penjualan komersial hingga lebih dari 50 persen.
Sebenarnya, beberapa bandara sudah mengenalkan teknologi baru dan model bisnis untuk meningkatkan penjualan. Misalnya, Bandara Internasional Hong Kong telah memperkenalkan fasilitas i-Gate, yang memungkinkan wisatawan memesan barang secara langsung via tablet di gerbang keberangkatan dan barang-barang tersebut dikirimkan dalam waktu 10 menit.
Toko online di London Heathrow Airport yaitu Heathrow Boutique, menawarkan layanan "Reserve & Collect" dimana penumpang dapat memesan produk secara online, kemudian membayar dan mengambil barang di toko.
Program loyalitas juga berpotensi menghasilkan kemitraan yang sukses. Sebagian besar maskapai penerbangan menawarkan program loyalitas namun survei bandara internasional baru-baru ini menemukan bahwa hanya seperempat pengguna program loyalitas ini.
Bila digabung, bandara dan maskapai penerbangan dapat memperluas rewards-nya, menawarkan segalanya mulai dari diskon eceran makanan dan barang mewah, hingga akses ke lounge bandara, parkir gratis, jalur cepat dan jarak tempuh frequent flyer.
Are lain di mana maskapai penerbangan dan bandara bisa berkoordinasi adalah digitalisasi. Dengan mengintegrasikan usaha digitalisasi, perusahaan penerbangan dan hub bandara dapat menawarkan aplikasi tunggal untuk pengalaman perjalanan terpadu dengan segala macam layanan, informasi dan panduan. Misalnya, informasi real-time mengenai rincian penerbangan, perubahan gerbang, rincian jalur keamanan dan sebagainya.
Misalnya, Emirates baru-baru ini memulai program "Bersama-Together" yang bekerja sama dengan otoritas bea cukai, polisi, imigrasi dan bandara Dubai untuk menggunakan teknologi guna meningkatkan pengalaman wisatawan dan membuat proses menjadi lebih sederhana, seperti check in atau drop-off dan pengumpulan bagasi .
Cara lain agar digitalisasi bisa menambah pendapatan, atau mengurangi biaya, meliputi: mengoptimalkan operasi melalui informasi yang lebih baik sehingga penumpang yang menggunakan help desk dan call center berkurang; Pemasaran dan penjualan silang dengan menghubungkan profil penumpang dengan kebiasaan belanja dan program loyalitas; Dan pengambilan keputusan yang lebih baik dengan menggunakan informasi penumpang dan travel untuk optimasi rute.
Ada juga kesempatan untuk lebih mengkoordinasikan pengembangan real estat dan kegiatan operasional, seperti membangun fasilitas penerbangan di properti bandara. Kemungkinan lainnya adalah cluster penerbangan yang mendorong pemasok dan maskapai penerbangan untuk mencari lahan milik bandara.
Bandara Internasional Al Maktoum di Dubaimenciptakan Dubai World Central yang telah mendedikasikan cluster penerbangan, logistik, dan akomodasi staf.
Dengan lingkungan geopolitik dan ekonomi yang jauh lebih dinamis dan meningkatnya persaingan global, bandara dan maskapai penerbangan perlu melakukan segala upaya untuk membuka sinergi.
Dengan membawa kemitraan mereka ke tingkat berikutnya, mereka dapat berkembang di pasar perjalanan global masa depan.
Oleh : Alessandro Borgogna, Marwan Bejjani and Tarek Khalifa di Strategy&